Ada dokter Reisa, Achmad Yurianto terbantu edukasi kebiasaan baru
19 Juni 2020 15:59 WIB
Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro. ANTARA/Gugus Tugas Perceptan Penanganan COVID-19/pri. (ANTARA/Gugus Tugas Perceptan Penanganan COVID-19)
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Pemerintah pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengaku terbantu mengedukasi kebiasaan baru pada masyarakat di masa pandemi COVID-19 dengan keberadaan dokter Reisa Broto Asmoro.
"Pasti lah (terbantu). Beliau kan bergabung dengan tim komunikasi publik kan, dan kita kan butuh tim yang lengkap. Dokter Reisa kebetulan dia dokter," kata Achmad Yurianto yang akrab disapa Yuri tersebut dalam sesi wawancara dengan ANTARA di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6).
Baca juga: Rapat kabinet perdana tatap muka, para menteri ikuti protokol ketat
Menurut Yuri, tema yang sedang ingin diangkat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekarang ini lebih banyak mengedukasi tentang adaptasi kebiasaan baru. Tentunya sebagai dokter, pasti mumpuni untuk mengerjakannya.
"Nah itu kita berbagi, saya bilang ke dokter Reisa, nanti dia banyak berbicara tentang adaptasi kebiasaan baru. Nanti saya yang update data dan mengkaji data. Edukasi yang akan disampaikan dokter Reisa tentu berdasarkan data yang telah ia dapatkan," ujar Yuri.
Ia mengatakan beberapa waktu terakhir banyak penularan virus corona baru di klaster pasar. Karenanya, ia meminta tolong dokter Reisa untuk berbicara tentang protokol kesehatan di pasar itu seperti apa.
Baca juga: Dokter Reisa ingatkan olahraga di luar jangan bawa pulang penyakit
Baca juga: Reisa: Terapkan protokol kesehatan saat berangkat sampai pulang kerja
Beberapa hari lalu dokter Reisa juga berbicara soal olahraga. "Ternyata setelah kita konsultasikan dengan daerah yang terjadi kasus, sebetulnya mereka tertularnya bukan pada saat naik sepeda, tapi pada saat sepeda distandarkan dan mereka mengobrol. Itu jadi masalah," tuturnya.
Sehingga, kata Yuri, diskusinya bukan seseorang tertular virus corona baru saat bersepeda, tapi saat mengobrol. "Ya mungkin sudah lama enggak ketemu. Oleh karena itu, dokter Reisa menekankan hal seperti itu. Jadi sangat membantu," ucapnya.
"Pasti lah (terbantu). Beliau kan bergabung dengan tim komunikasi publik kan, dan kita kan butuh tim yang lengkap. Dokter Reisa kebetulan dia dokter," kata Achmad Yurianto yang akrab disapa Yuri tersebut dalam sesi wawancara dengan ANTARA di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6).
Baca juga: Rapat kabinet perdana tatap muka, para menteri ikuti protokol ketat
Menurut Yuri, tema yang sedang ingin diangkat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekarang ini lebih banyak mengedukasi tentang adaptasi kebiasaan baru. Tentunya sebagai dokter, pasti mumpuni untuk mengerjakannya.
"Nah itu kita berbagi, saya bilang ke dokter Reisa, nanti dia banyak berbicara tentang adaptasi kebiasaan baru. Nanti saya yang update data dan mengkaji data. Edukasi yang akan disampaikan dokter Reisa tentu berdasarkan data yang telah ia dapatkan," ujar Yuri.
Ia mengatakan beberapa waktu terakhir banyak penularan virus corona baru di klaster pasar. Karenanya, ia meminta tolong dokter Reisa untuk berbicara tentang protokol kesehatan di pasar itu seperti apa.
Baca juga: Dokter Reisa ingatkan olahraga di luar jangan bawa pulang penyakit
Baca juga: Reisa: Terapkan protokol kesehatan saat berangkat sampai pulang kerja
Beberapa hari lalu dokter Reisa juga berbicara soal olahraga. "Ternyata setelah kita konsultasikan dengan daerah yang terjadi kasus, sebetulnya mereka tertularnya bukan pada saat naik sepeda, tapi pada saat sepeda distandarkan dan mereka mengobrol. Itu jadi masalah," tuturnya.
Sehingga, kata Yuri, diskusinya bukan seseorang tertular virus corona baru saat bersepeda, tapi saat mengobrol. "Ya mungkin sudah lama enggak ketemu. Oleh karena itu, dokter Reisa menekankan hal seperti itu. Jadi sangat membantu," ucapnya.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: