Jakarta (ANTARA) - Restrukturisasi dan reorganisasi di tubuh Pertamina dinilai menjadikan BUMN tersebut lebih efisien dan lebih cepat dalam pengembangan bisnisnya.
Pengamat manajemen dan bisnis Ferdinand Risamasu melalui keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan restrukturisasi dan reorganisasi di tubuh Pertamina memang tepat, terlebih transformasi tersebut murni dilandaskan pada profesionalisme perusahaan.
"Transformasi tersebut akan membuat Pertamina menjadi lebih efisien dan menekan operasional biaya tinggi. Kontrolnya juga lebih mudah," katanya.
Baca juga: Pertamina raih laba bersih 2,53 miliar dolar AS, dividen Rp8,5 triliun
Akademisi dari Universitas Cendrawasih itu menambahkan pada struktur perusahaan sebelumnya, dengan jumlah direksi banyak telah mempersulit pengawasan terhadap Pertamina. Selain itu, kebijakan yang disampaikan kepada anak perusahaan juga potensial menjadi bias.
Namun, lanjutnya, saat ini direksi tinggal memberi perintah kepada CEO subholding dan subholding itulah yang menjalankan garis kebijakan Pertamina sehingga lebih terarah.
"Ini yang membuat Pertamina menjadi lebih lincah dan lebih cepat. Karena yang penting adalah kontrolnya. Pertamina sebagai holding bisa lebih fokus dalam menjaga garis kebijakan perusahaan," kata dia.
Untuk itulah Ferdinand optimisitis bahwa restrukturisasi dan reorganisasi akan memperkuat ketahanan energi nasional, selain itu menjadikan Pertamina bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan minyak dan gas kelas dunia.
"Pasti bisa. Apalagi, restrukturisasi dan reorganisasi tentu tidak lepas dari roadmap Pertamina sendiri," katanya.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan restrukturisasi yang terjadi di Pertamina saat ini, termasuk pembentukan subholding adalah dalam rangka membuat bisnis Pertamina menjadi lebih lincah, fokus dan cepat dalam pengembangan kapabilitas kelas dunia di bisnisnya masing-masing.
Dengan demikian, diharapkan Pertamina dapat mengakselerasi pertumbuhan skala bisnis menjadi perusahaan global energi terdepan serta menjadi penggerak pengembangan sosial.
"Pertamina juga saat ini sedang fokus untuk adaptif, berjuang menghadapi tantangan bisnis ke depan dan memenangkan kompetisi di masa yang penuh ketidakpastian ini," ujarnya.
Terkait dengan IPO, Fajriyah menegaskan, Pertamina tidak berencana untuk menjual atau privatisasi saham holding PT Pertamina (Persero), karena perusahaan tersebut BUMN yang 100 persen milik Pemerintah Indonesia.
"PT Pertamina (Persero) juga tetap menjadi BUMN yang berkomitmen untuk menjamin dan menyalurkan ketersediaan energi hingga ke pelosok negeri, untuk kemakmuran rakyat Indonesia," katanya.
Baca juga: Pertamina bergerak cepat, laksanakan transisi ke "subholding"
Baca juga: Pakar: Restrukturisasi dan IPO subholding Pertamina tak langgar UU
Restrukturisasi dinilai jadikan Pertamina lebih efisien dan cepat
19 Juni 2020 08:54 WIB
Karyawan dan mitra kerja PT Pertamina RU IV Cilacap berangkat kerja dengan bersepeda bersama. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/ama/aa.
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: