Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengapresiasi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

“Saya sangat mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang telah berjalan dengan sangat bagus. Sistem pengaturan saat penumpang melakukan pengambilan bagasi pun telah diatur dengan sangat baik dengan memperhatikan konsep jaga jarak atau physical distancing,” ujar Wishnutama dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyampaikan bahwa pihaknya telah menerapkan prosedur pelayanan dalam masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal di 15 bandara yang dikelola.

"Kami selalu memastikan kebersihan pada fasilitas-fasilitas publik seperti konter check in, trolley, self check in machine, security check point (tray & x-ray), toilet, boarding pass scanner, hand rail, arm chair, dan lain sebagainya di bandara kami dilakukan pembersihan secara intens dan berkala menggunakan disinfektan," tambah Faik Fahmi.

Selain itu Angkasa Pura I juga mendorong mitra usaha atau tenant di bandara untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru dalam pelayanan kepada pengguna jasa bandara dengan melalui penerapan, menyediakan peralatan pelindung yang mungkin dibutuhkan karyawan, seperti pelindung wajah, sarung tangan, masker dan pemeriksaan kondisi kesehatan (< 38ºC); penyesuaian ruang kerja dan bisnis sesuai dengan panduan jarak fisik yang berlaku.

Kemudian, penyediaan beberapa stasiun pembersih tangan dan atau wastafel di seluruh area disertai dengan rambu/petunjuk yang memadai untuk penumpang; mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan baru jika ada, seperti pemasangan perisai plexiglass antara karyawan yang berhadapan dengan pelanggan.

Menganjurkan penggunaan tiang penopang antrean dan atau marka lantai untuk mengampanyekan penerapan jaga jarak fisik; meningkatkan kebersihan, pembersihan, dan disinfeksi sebelum dan sesudah digunakan serta menyesuaikan jumlah staf yang dialokasikan untuk pelaksanaan pembersihan berdasarkan kapasitas atau volume penerbangan dan penumpang.

Selanjutnya, implementasi pengaturan sirkulasi, jumlah pengunjung atau antrean dan batas waktu kunjungan di pintu masuk dan keluar untuk mencegah keramaian atau kerumunan; mensyaratkan penggunaan peralatan makan sekali pakai dan penyediaan makanan dan minuman dalam kemasan untuk dibawa pulang dan atau dimakan di tempat.

Mengelola limbah secara efisien untuk meminimalkan penyebaran penyakit ke seluruh siklus hidup pemangku kepentingan dan titik kontak pengelolaan limbah.

Sedangkan kepada petugas operasional yang bertugas, Angkasa Pura I mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah (face shield), masker, sarung tangan serta menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di area-area terminal.

Selain itu untuk pelaksanaan jaga jarak, AP I telah melakukan pengaturan jarak antrian minimal 1,5 meter pada area check in counter, security check point, imigrasi, boarding lounge, garbarata, area baggage claim serta area tunggu transportasi publik.

Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui Airport Operation Control Center (AOCC) yang berfungsi untuk mengendalikan dan memonitor operasional bandara secara realtime dan memastikan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

"Selain itu diterapkan juga online customer service, boarding pass scanner serta digital meeting point (DMP) untuk meminimalisir interaksi langsung dengan penumpang dan mempermudah penjemputan penumpang, khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” kata Faik.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai terapkan protokol kesehatan secara ketat

Baca juga: Bandara Bali implementasikan protokol kesehatan sambut normal baru

Baca juga: Jumlah penumpang di Bandara Bali turun 47 persen pada Januari-Mei 2020

Baca juga: Sekda: Tiap orang masuk Bali lewat bandara wajib jalani tes swab