BI Sulsel-Pemkot Makassar berkolaborasi kembangkan ekowisata Lantebung
18 Juni 2020 20:47 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Bambang Kusmiarso pada peresmian ekowisata Lantebung secara virtual bersama Penjawab Wali Kota Makassar Yusran Yusuf di Makassar, Kamis (18/6/2020). ANTARA Foto/ Suriani Mappong
Makassar (ANTARA) - Pihak Bank Indonesia Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Makassar mengembangkan ekowisata mangrove Lantebung di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi dalam beradaptasi dengan normal baru.
"Dampak dari pandemi COVID-19 ini telah melambatkan semua sektor, karena itu dalam beradaptasi dengan normal baru kami mencoba membangkitkan kembali sektor pariwisata bersama Pemkot Makassar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Bambang Kusmiarso pada peresmian ekowisata Lantebung secara virtual di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan setelah terjadi pelemahan ekonomi sebagai dampak dari COVID-19 bukan hanya tingkat lokal dan nasional, tetapi juga internasional, kini diperlukan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Pembangunan Situ Bagendit menjadi wisata kelas dunia tetap berlanjut
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, 'recovery' atau pemulihan kembali segala sektor dilakukan, termasuk sektor pariwisata. Pemilihan sektor ini untuk didorong bersama Pemkot Makassar, karena dari sejumlah survei menunjukkan bahwa aktivitas yang paling dinantikan masyarakat setelah pandemi COVID-19 adalah berwisata.
"Sekitar 22 persen responden menginginkan aktivitas wisata dibandingkan aktivitas lainnya. Begitu pula hasil survei Google menunjukkan 24 persen menginginkan wisata di alam terbuka," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf perkirakan ekowisata akan sangat diminati pascapandemi
Mencermati hasil survei tersebut, BI Sulsel melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerja sama mengembangkan kawasan mangrove di Lantebung sebagai objek ekowisata. Apalagi ini sejalan dengan program Kementerian Pariwisata yang melakukan pemulihan dan pembenahan kembali untuk membuka sektor pariwisata dengan tetap memperhatikan prosedur kesehatan.
"Dengan pembukaan ekowisata Lantebung ini, diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi baru yang dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat setempat," kata Bambang.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Yusuf mengatakan pertimbangan mengembangkan objek wisata ini sekaligus melestarikan hutan mangrove di pinggiran kota, juga mudah dijangkau karena akses jalan baik dan dekat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf tak ingin kehilangan wisman dari Australia
Karena itu, dia optimistis objek wisata baru ini akan menjadi ikon wisata yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Apalagi sejumlah fasilitas untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung sudah disiapkan, termasuk spot-spot untuk berfoto.
Hal itu dibenarkan salah seorang warga Kota Makassar, Munawarah yang sudah pernah berkunjung di ekowisata Lantebung. Menurutnya, di lokasi ini selain dapat menikmati wisata mangrove, juga dapat berpartisipasi melestarikan mangrove, karena disiapkan bibit untuk ditanam bagi pengunjung di kawasan tersebut.
"Kita akan didampingi oleh pihak Kelompok Sadar Wisata untuk melakukan penanaman sekaligus menjelaskan peran dan fungsi mangrove itu untuk habitat flora dan fauna, termasuk melindungi manusia dari bencana alam," katanya.
"Dampak dari pandemi COVID-19 ini telah melambatkan semua sektor, karena itu dalam beradaptasi dengan normal baru kami mencoba membangkitkan kembali sektor pariwisata bersama Pemkot Makassar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Bambang Kusmiarso pada peresmian ekowisata Lantebung secara virtual di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan setelah terjadi pelemahan ekonomi sebagai dampak dari COVID-19 bukan hanya tingkat lokal dan nasional, tetapi juga internasional, kini diperlukan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Pembangunan Situ Bagendit menjadi wisata kelas dunia tetap berlanjut
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, 'recovery' atau pemulihan kembali segala sektor dilakukan, termasuk sektor pariwisata. Pemilihan sektor ini untuk didorong bersama Pemkot Makassar, karena dari sejumlah survei menunjukkan bahwa aktivitas yang paling dinantikan masyarakat setelah pandemi COVID-19 adalah berwisata.
"Sekitar 22 persen responden menginginkan aktivitas wisata dibandingkan aktivitas lainnya. Begitu pula hasil survei Google menunjukkan 24 persen menginginkan wisata di alam terbuka," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf perkirakan ekowisata akan sangat diminati pascapandemi
Mencermati hasil survei tersebut, BI Sulsel melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerja sama mengembangkan kawasan mangrove di Lantebung sebagai objek ekowisata. Apalagi ini sejalan dengan program Kementerian Pariwisata yang melakukan pemulihan dan pembenahan kembali untuk membuka sektor pariwisata dengan tetap memperhatikan prosedur kesehatan.
"Dengan pembukaan ekowisata Lantebung ini, diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi baru yang dampaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat setempat," kata Bambang.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Yusuf mengatakan pertimbangan mengembangkan objek wisata ini sekaligus melestarikan hutan mangrove di pinggiran kota, juga mudah dijangkau karena akses jalan baik dan dekat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf tak ingin kehilangan wisman dari Australia
Karena itu, dia optimistis objek wisata baru ini akan menjadi ikon wisata yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Apalagi sejumlah fasilitas untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung sudah disiapkan, termasuk spot-spot untuk berfoto.
Hal itu dibenarkan salah seorang warga Kota Makassar, Munawarah yang sudah pernah berkunjung di ekowisata Lantebung. Menurutnya, di lokasi ini selain dapat menikmati wisata mangrove, juga dapat berpartisipasi melestarikan mangrove, karena disiapkan bibit untuk ditanam bagi pengunjung di kawasan tersebut.
"Kita akan didampingi oleh pihak Kelompok Sadar Wisata untuk melakukan penanaman sekaligus menjelaskan peran dan fungsi mangrove itu untuk habitat flora dan fauna, termasuk melindungi manusia dari bencana alam," katanya.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: