Jakarta (ANTARA) - Sejak beberapa waktu lalu hingga memasuki masa normal baru saat ini, terdapat sejumlah informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat terkait persalinan, salah satunya mengenai air kelapa yang diklaim bisa mempermudah saat melahirkan.

"Ibu minum kan (airnya) masuknya ke lambung bukan vagina. Gimana caranya kelapa bisa membuat lancar (persalinan). Saya tidak habis pikir yang bikin mitos itu siapa," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah, Eric Kasmara dalam webinar, Kamis.

Selain itu, ada anggapan wanita yang sudah melakukan persalinan secara C-Section tidak akan bisa melahirkan normal. Menurut Eric, jika persalinan anak pertama dilakukan secara bedah sesar, masih ada kemungkinan untuk anak kedua dilakukan normal atau Vaginal Birth After Cesarean (VBAC).

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain, jarak persalinan 18-24 bulan, sayatan bedah sesar pada rahim sebelumnya transversal rendah (horizontal).

Baca juga: Dokter : ibu hamil cenderung lebih aman dari COVID-19

Baca juga: Keluhan saat hamil dari trimester awal hingga akhir


Hal lainnya, ibu belum melakukan operasi besar pada rahim misalnya miomektomi, ketebalan segmen bawah rahim (SBR) di atas 4 milimeter.

Selain menyoal persalinan bedah, ada juga informasi beredar yang menyebutkan kalau ibu hamil positif COVID-19 maka bayi pun akan tertular COVID-19. Saat ini belum ada bukti apakah virus penyebab COVID-19 bisa menular ke bayi dari ibu hamil baik saat hamil ataupun persalinan.

"Penularan melalui droplet bukan melalui plasenta, jadi kalau sudah dilahirkan itu yang berpotensi menularkan," kata Eric.

Namun, untuk menghindari bayi terkena COVID-19, sebaiknya ibu menggunakan masker saat melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), selalu melakukan hand hygiene dan memastikan tangan bersih sebelum memegang bayi, dan menghindari bayi dari kunjungan orang dewasa.

Anggapan salah lainnya, persalinan di rumah sakit ibu dan anak lebih aman dibandingkan di rumah sakit umum.

"Di rumah sakit umum juga kami juga melakukan pencegahan-pencegahan. Kami tidak ingin tenaga medis, pasien dan pengunjung tertular," tutur Eric.

Baca juga: Kapan saja USG saat kehamilan harus dilakukan?

Baca juga: Dokter minta ibu hamil tidak khawatir melahirkan saat pandemi

Baca juga: Pertolongan pertama ibu hamil sakit gigi di tengah pandemi COVID-19