Kemenko Perekonomian: Pemulihan ekonomi tetap utamakan kesehatan
18 Juni 2020 11:44 WIB
Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa dan SDA Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi berbicara dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengatakan bahwa prakondisi sembilan sektor ekonomi untuk memulihkan aktivitas ekonomi akan tetap mengutamakan kesehatan masyarakat sehingga tetap aman dari COVID-19.
"Jadi pada saat kita menentukan sektor sosial ekonomi, tentu syarat kesehatan ini lebih diutamakan," kata Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa dan SDA Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa kebijakan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi itu harus berjalan efektif dan beriringan.
"Seperti dua sisi dari satu koin. Artinya harus berjalan efektif dan beriringan, karena penyebaran virus ini telah membuat kegiatan usaha itu berhenti dan tentu akhirnya berdampak pada kondisi sosial ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, untuk memastikan agar aktivitas ekonomi itu dapat berjalan dengan baik, maka protokol kesehatan harus dilaksanakan dan dijunjung tinggi sebagai syarat utama untuk melakukan kegiatan ekonomi tersebut.
"Dalam arti kita mengambil perhitungan risiko dengan mengumpulkan data, kemudian kita lihat aspek kesehatan dan aspek sosial ekonominya," kata dia.
Adapun penerapan protokol kesehatan tersebut tidak hanya berlaku secara umum, tetapi juga harus ada pendalaman mekanisme penerapan protokol kesehatan di setiap sektor karena memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda-beda.
Kemudian, Edi juga menekankan bahwa bobot kedisiplinan terhadap protokol kesehatan itu harus lebih diutamakan dibandingkan yang lain.
"Karena dengan dibuka pun itu ada syarat yang harus dipenuhi. Dalam hal ini bagaimana kebiasaan untuk menjaga kesehatan, menggunakan masker dan lain-lain, itu harus dipenuhi," ujarnya.
Sementara itu, pertimbangan lain yang mendorong dibukanya sembilan sektor tersebut adalah karena sektor-sektor tersebut diharapkan tidak memiliki potensi risiko yang menyebabkan penularan dan karena sektor-sektor tersebut dianggap memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
"Termasuk juga yang paling penting bahwa sektor-sektor ini mempunyai keterkaitan langsung yang luas dengan sektor lain. Contohnya transportasi barang. Itu juga membantu pertanian, industri dan lain-lain," katanya.
Adapun sektor-sektor ekonomi yang akan dibuka untuk pemulihan aktivitas ekonomi antara lain adalah pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Baca juga: Pengamat: Pembukaan sektor ekonomi harus dilakukan bertahap
Baca juga: Pengamat: Sembilan sektor yang akan dibuka penting bagi perekonomian
"Jadi pada saat kita menentukan sektor sosial ekonomi, tentu syarat kesehatan ini lebih diutamakan," kata Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa dan SDA Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa kebijakan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi itu harus berjalan efektif dan beriringan.
"Seperti dua sisi dari satu koin. Artinya harus berjalan efektif dan beriringan, karena penyebaran virus ini telah membuat kegiatan usaha itu berhenti dan tentu akhirnya berdampak pada kondisi sosial ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, untuk memastikan agar aktivitas ekonomi itu dapat berjalan dengan baik, maka protokol kesehatan harus dilaksanakan dan dijunjung tinggi sebagai syarat utama untuk melakukan kegiatan ekonomi tersebut.
"Dalam arti kita mengambil perhitungan risiko dengan mengumpulkan data, kemudian kita lihat aspek kesehatan dan aspek sosial ekonominya," kata dia.
Adapun penerapan protokol kesehatan tersebut tidak hanya berlaku secara umum, tetapi juga harus ada pendalaman mekanisme penerapan protokol kesehatan di setiap sektor karena memiliki karakteristik kegiatan yang berbeda-beda.
Kemudian, Edi juga menekankan bahwa bobot kedisiplinan terhadap protokol kesehatan itu harus lebih diutamakan dibandingkan yang lain.
"Karena dengan dibuka pun itu ada syarat yang harus dipenuhi. Dalam hal ini bagaimana kebiasaan untuk menjaga kesehatan, menggunakan masker dan lain-lain, itu harus dipenuhi," ujarnya.
Sementara itu, pertimbangan lain yang mendorong dibukanya sembilan sektor tersebut adalah karena sektor-sektor tersebut diharapkan tidak memiliki potensi risiko yang menyebabkan penularan dan karena sektor-sektor tersebut dianggap memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
"Termasuk juga yang paling penting bahwa sektor-sektor ini mempunyai keterkaitan langsung yang luas dengan sektor lain. Contohnya transportasi barang. Itu juga membantu pertanian, industri dan lain-lain," katanya.
Adapun sektor-sektor ekonomi yang akan dibuka untuk pemulihan aktivitas ekonomi antara lain adalah pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Baca juga: Pengamat: Pembukaan sektor ekonomi harus dilakukan bertahap
Baca juga: Pengamat: Sembilan sektor yang akan dibuka penting bagi perekonomian
Pewarta: Katriana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: