Ketua DPD dorong perluasan kerja sama ekonomi Indonesia-Iran
17 Juni 2020 23:00 WIB
Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (kanan) dan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (17/6/2020). (HO-Dok DPD RI)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mendorong pelaku dunia usaha Iran untuk memperluas kerja sama ekonomi dan bisnis dengan pelaku ekonomi Indonesia, khususnya UMKM yang ada di seluruh daerah.
Hal itu disampaikan La Nyalla kepada Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad saat berkunjung ke DPD RI dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Rabu.
Melalui siaran pers DPD RI, La Nyalla menyampaikan bahwa hubungan kedua negara sejauh ini berlangsung baik, di antaranya ditandai dengan peningkatan volume investasi dan perdagangan, meskipun Iran berada di bawah tekanan.
Menurut dia, sangat banyak komoditas pertanian Indonesia yang dihasilkan oleh pelaku UMKM, namun belum banyak pabrik yang didirikan untuk memproses berbagai komoditas dimaksud, misalnya kakao.
"Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar di dunia, tetapi belum ada pabrik coklat di sini. Karena itu Iran sebagai negara investor peringkat 13 di Indonesia dapat masuk untuk mendirikan pabrik coklat dan pabrik lainnya untuk berbagai komoditas dimaksud. Peluang untuk itu masih terbuka lebar," tegas La Nyalla.
Untuk lebih memperkenalkan komoditas pertanian dan agrobisnis kedua negara, La Nyalla mengusulkan agar diadakan pameran bersama antara pelaku bisnis kedua negara sehingga mereka dapat saling mengenal potensi masing-masing untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara.
Selain itu, ia mengatakan kedua negara dapat memperluas pertukaran kunjungan yang melibatkan para tokoh agama Islam serta awak media massa agar bisa lebih saling mengenal dan memahami budaya masing-masing.
Dalam pertemuan itu, La Nyalla juga mendorong Pemerintah Iran agar lebih banyak mahasiswa Iran yang mengikuti program darmasiswa untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di lebih dari 50 perguruan tinggi di Indonesia.
Baca juga: 70 tahun Indonesia dan Iran, KRI diundang bersandar di Bandar Abbas
Sementara itu, Dubes Azad yang sudah tiga kali bertugas di Indonesia dalam posisi yang berbeda-beda itu mengatakan dirinya juga merupakan penerima beasiswa pemerintah Indonesia tersebut puluhan tahun lalu sehingga membuatnya fasih berbahasa Indonesia.
Untuk tahun ini, kata dia, sudah lima mahasiswa Iran yang mengikuti program darmasiswa.
Mengenai perdagangan, Azad mengatakan bahwa Pemerintah Iran sangat berterima kasih dengan usulan perluasan kerja sama tersebut dan akan menindaklanjutinya.
"Sekarang masih ada COVID-19, jadi kita punya dua opsi. Kita bisa melakukan pameran dagang Iran-Indonesia secara virtual dan jika pandemi COVID-19 sudah berlalu maka kita bisa mengadakan pameran dagang secara fisik di kedua negara," katanya.
Azad juga menyampaikan bahwa komoditas pertanian Indonesia seperti kopi untuk "cappuccino" dan kopi torabika dari Indonesia sangat cocok dengan selera masyarakat Iran.
"Karena itu sangat digemari di sana," katanya.
Baca juga: Kapal Kharg Iran kunjungi Jakarta rayakan 70 tahun hubungan diplomatik
Baca juga: Airlangga: Penyelesaian PTA tingkatkan perdagangan Indonesia-Iran
Baca juga: Menlu Indonesia, Iran bahas perkembangan COVID-19
Baca juga: KBRI Teheran bebaskan dan repatriasi 15 ABK WNI dari Iran
Hal itu disampaikan La Nyalla kepada Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Khoush Heikal Azad saat berkunjung ke DPD RI dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara, di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Rabu.
Melalui siaran pers DPD RI, La Nyalla menyampaikan bahwa hubungan kedua negara sejauh ini berlangsung baik, di antaranya ditandai dengan peningkatan volume investasi dan perdagangan, meskipun Iran berada di bawah tekanan.
Menurut dia, sangat banyak komoditas pertanian Indonesia yang dihasilkan oleh pelaku UMKM, namun belum banyak pabrik yang didirikan untuk memproses berbagai komoditas dimaksud, misalnya kakao.
"Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar di dunia, tetapi belum ada pabrik coklat di sini. Karena itu Iran sebagai negara investor peringkat 13 di Indonesia dapat masuk untuk mendirikan pabrik coklat dan pabrik lainnya untuk berbagai komoditas dimaksud. Peluang untuk itu masih terbuka lebar," tegas La Nyalla.
Untuk lebih memperkenalkan komoditas pertanian dan agrobisnis kedua negara, La Nyalla mengusulkan agar diadakan pameran bersama antara pelaku bisnis kedua negara sehingga mereka dapat saling mengenal potensi masing-masing untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara.
Selain itu, ia mengatakan kedua negara dapat memperluas pertukaran kunjungan yang melibatkan para tokoh agama Islam serta awak media massa agar bisa lebih saling mengenal dan memahami budaya masing-masing.
Dalam pertemuan itu, La Nyalla juga mendorong Pemerintah Iran agar lebih banyak mahasiswa Iran yang mengikuti program darmasiswa untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di lebih dari 50 perguruan tinggi di Indonesia.
Baca juga: 70 tahun Indonesia dan Iran, KRI diundang bersandar di Bandar Abbas
Sementara itu, Dubes Azad yang sudah tiga kali bertugas di Indonesia dalam posisi yang berbeda-beda itu mengatakan dirinya juga merupakan penerima beasiswa pemerintah Indonesia tersebut puluhan tahun lalu sehingga membuatnya fasih berbahasa Indonesia.
Untuk tahun ini, kata dia, sudah lima mahasiswa Iran yang mengikuti program darmasiswa.
Mengenai perdagangan, Azad mengatakan bahwa Pemerintah Iran sangat berterima kasih dengan usulan perluasan kerja sama tersebut dan akan menindaklanjutinya.
"Sekarang masih ada COVID-19, jadi kita punya dua opsi. Kita bisa melakukan pameran dagang Iran-Indonesia secara virtual dan jika pandemi COVID-19 sudah berlalu maka kita bisa mengadakan pameran dagang secara fisik di kedua negara," katanya.
Azad juga menyampaikan bahwa komoditas pertanian Indonesia seperti kopi untuk "cappuccino" dan kopi torabika dari Indonesia sangat cocok dengan selera masyarakat Iran.
"Karena itu sangat digemari di sana," katanya.
Baca juga: Kapal Kharg Iran kunjungi Jakarta rayakan 70 tahun hubungan diplomatik
Baca juga: Airlangga: Penyelesaian PTA tingkatkan perdagangan Indonesia-Iran
Baca juga: Menlu Indonesia, Iran bahas perkembangan COVID-19
Baca juga: KBRI Teheran bebaskan dan repatriasi 15 ABK WNI dari Iran
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: