Dokter Reisa ingatkan olahraga di luar jangan bawa pulang penyakit
17 Juni 2020 17:11 WIB
Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro. ANTARA/Gugus Tugas Perceptan Penanganan COVID-19. ANTARA/HO-Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Dokter Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat yang memilih berolahraga di luar jangan sampai tidak menerapkan protokol kesehatan sehingga bisa membawa pulang penyakit lantaran terinfeksi virus corona jenis baru.
"Jika tempat olahraga yang dituju ternyata cukup ramai dan padat, pertimbangkan cari tempat lain. Apalagi jika tidak bisa menjaga jarak aman. Janganlah pulang membawa penyakit padahal tujuan kita pergi adalah untuk sehat," kata Dokter Reisa yang merupakan anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, dipantau melalui kanal YouTube Rabu.
Dokter Reisa juga mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan alasan olahraga untuk berkumpul dan bertemu orang lain. "Olahraga jangan jadi alasan berkumpul tanpa melaksanakan disiplin ketat dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Reisa.
Dokter Reisa menjelaskan boleh saja berolahraga sambil melepas penat di luar namun perlu diingat kembali unsur keamanan adalah yang paling utama untuk mengurangi penularan COVID-19.
Baca juga: Pembukaan gelanggang olahraga di Surabaya tunggu juknis perwali
Baca juga: Pandemi COVID-19 membuat pembinaan atlet muda dayung terhambat
Menurut dia, olahraga di luar rumah harus tetap menjaga jarak aman dengan orang lain, terutama ketika tidak bisa menggunakan masker. Kenali dulu risiko di lingkungan sekitar, apakah berada di wilayah yang aman dari sebaran virus baru kemudian tentukan lokasi yang dituju.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jaga jarak aman saat berlari adalah tiga sampai empat meter. Sedangkan jarak aman saat bersepeda adalah 10 sampai 12 meter.
Apabila di wilayah sekitar rumah masih banyak terdapat sebaran COVID-19, dianjurkan untuk olahraga di rumah seperti senam SKJ, zumba, ataupun yoga. Masyarakat juga bisa menggunakan alat-alat rumah tangga untuk berolahraga seperti kursi, tangga, atau botol air minum.
Olahraga yang disarankan adalah yang berintensitas ringan hingga sedang. Olahraga berat sangat tidak disarankan karena tubuh membutuhkan waktu untuk kembali pulih sehabis berolahraga dan pada saat itu risiko terinfeksi COVID-19 menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Melanie Putria: Pelari rindu lari bersama
Baca juga: Komunitas yoga berlatih mandiri secara daring
Baca juga: Sejumlah warga berolahraga saat karantina di Asrama Haji Surabaya
"Jika tempat olahraga yang dituju ternyata cukup ramai dan padat, pertimbangkan cari tempat lain. Apalagi jika tidak bisa menjaga jarak aman. Janganlah pulang membawa penyakit padahal tujuan kita pergi adalah untuk sehat," kata Dokter Reisa yang merupakan anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, dipantau melalui kanal YouTube Rabu.
Dokter Reisa juga mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan alasan olahraga untuk berkumpul dan bertemu orang lain. "Olahraga jangan jadi alasan berkumpul tanpa melaksanakan disiplin ketat dalam menjalankan protokol kesehatan," kata Reisa.
Dokter Reisa menjelaskan boleh saja berolahraga sambil melepas penat di luar namun perlu diingat kembali unsur keamanan adalah yang paling utama untuk mengurangi penularan COVID-19.
Baca juga: Pembukaan gelanggang olahraga di Surabaya tunggu juknis perwali
Baca juga: Pandemi COVID-19 membuat pembinaan atlet muda dayung terhambat
Menurut dia, olahraga di luar rumah harus tetap menjaga jarak aman dengan orang lain, terutama ketika tidak bisa menggunakan masker. Kenali dulu risiko di lingkungan sekitar, apakah berada di wilayah yang aman dari sebaran virus baru kemudian tentukan lokasi yang dituju.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jaga jarak aman saat berlari adalah tiga sampai empat meter. Sedangkan jarak aman saat bersepeda adalah 10 sampai 12 meter.
Apabila di wilayah sekitar rumah masih banyak terdapat sebaran COVID-19, dianjurkan untuk olahraga di rumah seperti senam SKJ, zumba, ataupun yoga. Masyarakat juga bisa menggunakan alat-alat rumah tangga untuk berolahraga seperti kursi, tangga, atau botol air minum.
Olahraga yang disarankan adalah yang berintensitas ringan hingga sedang. Olahraga berat sangat tidak disarankan karena tubuh membutuhkan waktu untuk kembali pulih sehabis berolahraga dan pada saat itu risiko terinfeksi COVID-19 menjadi lebih tinggi.
Baca juga: Melanie Putria: Pelari rindu lari bersama
Baca juga: Komunitas yoga berlatih mandiri secara daring
Baca juga: Sejumlah warga berolahraga saat karantina di Asrama Haji Surabaya
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: