Boston, Massachusetts (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ketiga kunjungannya di Boston, Amerika Serikat, Selasa, menghadiri forum tukar pikiran dengan para pakar dari Universitas Harvard, Boston mengenai upaya meningkatkan kualitas bangsa.

Pada acara yang berlangsung di Hotel Four Seasons, Boston, didampingi antara lain oleh Menteri Perdagangan Marie Pangestu, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Dubes RI untuk AS Sudjadnan Parnohadiningrat, Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng, Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi, serta Komisaris PT Pertamina Gita Wirjawan.

Pakar dari Universitas Harvard yang hadir adalah Dekan John F. Kennedy School of Government Prof. David Ellwood dan akademisi lainnya yaitu Prof. Joseph Nye, Prof. Graham Wilson, Prof. John Thomas dan Prof. Dani Rodrik.

Sebelum memulai diskusi yang berlangsung dalam acara santap siang terbatas itu, Dekan JFK School of Government Prof. David Ellwood menyampaikan kekaguman atas keberhasilan Indonesia melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, baik dalam kebijakan ekonomi maupun aspek-aspek lainnya.

Ia juga membahas rencana kuliah umum yang akan diberikan Presiden Yudhoyono pada Rabu (29/9) di gedung kampus Universitas Harvard.

"Kami sangat berharap dapat belajar dari keberhasilan luar biasa yang dicapai Indonesia dalam berbagai aspek... Bagaimana Anda (SBY, red) mencapai semua itu," kata Ellwood.

Secara merendah, Presiden Yudhoyono menanggapi pujian itu dengan mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia saat ini masih menjalani proses perubahan dan reformasi di berbagai bidang setelah mengalami keterpurukan di bidang ekonomi, politik dan lainnya pada tahun 1998.

"Kami telah mencapai banyak kemajuan, tapi masih banyak juga tantangan yang kami hadapi, antara lain bagaimana menangani masalah kemiskinan, pengangguran, serta bagaimana menjaga dan memperkuat demokrasi," kata Yudhoyono.(*)