Rupiah diprediksi masih menguat dipicu kebijakan terbaru The Fed
17 Juni 2020 09:58 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diprediksi masih menguat dipicu kebijakan terbaru bank sentral AS The Fed.
Pada pukul 09.37 WIB, rupiah menguat 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.060 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.090 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan sentimen positif dari kebijakan stimulus baru The Fed kelihatannya masih menjadi pemicu penguatan harga aset-aset berisiko pagi ini.
"Rupiah juga masih bisa menguat terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed tersebut," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar menguat, terangkat data penjualan ritel AS, pernyataan ketua Fed
Selain itu, sentimen positif juga dipicu rencana stimulus pemerintah AS sebesar satu triliun dolar AS untuk infrastruktur.
Rilis data penjualan ritel AS semalam, yang mengalami kenaikan di Mei juga menguatkan sentimen positif bahwa pembukaan kembali ekonomi mendorong pemulihan.
Data penjualan ritel AS tumbuh 17,7 persen (mom) pada Mei dibandingkan data April yang turun 14,7 persen.
Namun, di sisi lain, lanjut Ariston, munculnya gelombang kedua pandemi dan masih meningginya penyebaran wabah di seluruh dunia masih menjadi kekhawatiran pasar.
"Kekhawatiran ini bisa menahan penguatan dan memicu pelemahan aset berisiko kembali," katanya.
Ia menambahkan laporan IMF soal kontraksi ekonomi global yang diperkirakan melebihi prediksi sebelumnya, juga bisa menjadi penekan aset berisiko.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat ke kisaran Rp14.000 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Selasa (16/6) lalu, rupiah menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.090 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.115 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS di kisaran paruh bawah 107 yen pada awal perdagangan di Tokyo
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 30 poin
Pada pukul 09.37 WIB, rupiah menguat 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.060 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.090 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan sentimen positif dari kebijakan stimulus baru The Fed kelihatannya masih menjadi pemicu penguatan harga aset-aset berisiko pagi ini.
"Rupiah juga masih bisa menguat terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed tersebut," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar menguat, terangkat data penjualan ritel AS, pernyataan ketua Fed
Selain itu, sentimen positif juga dipicu rencana stimulus pemerintah AS sebesar satu triliun dolar AS untuk infrastruktur.
Rilis data penjualan ritel AS semalam, yang mengalami kenaikan di Mei juga menguatkan sentimen positif bahwa pembukaan kembali ekonomi mendorong pemulihan.
Data penjualan ritel AS tumbuh 17,7 persen (mom) pada Mei dibandingkan data April yang turun 14,7 persen.
Namun, di sisi lain, lanjut Ariston, munculnya gelombang kedua pandemi dan masih meningginya penyebaran wabah di seluruh dunia masih menjadi kekhawatiran pasar.
"Kekhawatiran ini bisa menahan penguatan dan memicu pelemahan aset berisiko kembali," katanya.
Ia menambahkan laporan IMF soal kontraksi ekonomi global yang diperkirakan melebihi prediksi sebelumnya, juga bisa menjadi penekan aset berisiko.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat ke kisaran Rp14.000 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Selasa (16/6) lalu, rupiah menguat 25 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.090 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.115 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS di kisaran paruh bawah 107 yen pada awal perdagangan di Tokyo
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 30 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: