Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menegaskan bahwa setiap cabang olahraga diwajibkan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, bahkan apabila terdapat satu atlet atau ofisial saja yang terinfeksi COVID-19, maka pelatnas harus disetop.

Dengan terbitnya protokol kesehatan dari Kemenpora, maka sudah seharusnya tiap-tiap induk cabang olahraga disiplin menaati dalam menjalani kegiatan latihan. Apabila masih ada yang belum memahami panduan tersebut, Menpora secara terbuka mengundang perwakilan induk cabang olahraga untuk datang ke kantor Kemenpora untuk mendapatkan penjelasan.

"Begitu ada kedapatan satu atlet atau ofisial yang terkena COVID-19 itu menandakan protokol tidak berjalan baik. Kami akan langsung menghentikan pelatnasnya," kata Zainudin di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemenpora terbitkan protokol kegiatan olahraga nasional
Baca juga: Jadwal pelatnas normal baru kewenangan induk cabor, kata Kemenpora


Selama pandemi, sebagian cabang olahraga seperti angkat besi, bulu tangkis, menembak, serta tenis sudah kembali menjalankan kegiatan pelatnas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara itu, bagi cabang olahraga lain yang juga berencana untuk kembali menggelar latihan, Zainudin meminta untuk menyampaikan rencana program dan rumusan protokol untuk dilihat standar dan kelayakannya.

"Bagi cabor yang mau menggelar latihan silakan, tapi kami akan melihat perencanaannya," tuturnya.

Sebelumnya, Kemenpora telah menerbitkan protokol kesehatan secara umum untuk kegiatan olahraga nasional. Ada tiga kategori yang diatur di dalamnya, yakni protokol dalam menggelar latihan, kompetisi, dan olahraga masyarakat.

Kemenpora juga menyusun ketiga kegiatan olahraga nasional ke dalam tiga fase. Namun setiap fase baru bisa dijalankan apabila sudah mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas COVID-19.

Baca juga: KONI: protokol kesehatan tahap awal akomodir olahraga perorangan
Baca juga: Perpani tunggu lampu hijau dari Kemenpora untuk bisa gelar Pelatnas
Baca juga: KOI sebut protokol olahraga harus mengacu aturan WHO