Bandung (ANTARA News) - Sebanyak empat gunung api di Indonesia yakni Gunung Talang, Ibu, Karangetang dan Gunung Anak Krakatau hingga Minggu (27/9), masih berstatus siaga atau level III.

Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, keempat gunung api itu masih menunjukkan aktivitas vulkanik cukup signifikan.

Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api paling lama berstatus siaga atau level III yakni sejak 6 Mei 2009, sedangkan Gunung Talang berstatus siaga sejak 17 Agustus 2009 lalu.

Sementara itu 12 gunung api lainnya berstatus waspada yakni level II yaitu Gunung Semeru, Slamet, Sangeang Api, Rinjani, Rokatenda, Soputan, Dukono, Gamalama, Papandayan, Lokon, Kerinci dan Gunung Bromo.

"Keenam belas gunung api itu masih tetap di level masing-masing, gempa bumi beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik gunung api," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Dr Surono.

Khusus untuk kunjungan wisata Lebaran 2009, PVMBG mengeluarkan rekomendasi bagi pengunjung, antara lain melarang aktivitas wisata di kawasan puncak atau dekat kawah letusan dalam radius tiga kilometer.

Pada Lebaran 2009 lalu, tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata gunung api meningkat signifikan. Namun sebagian besar gunung api yang merupakan kawasan wisata berstatus aktif normal.

Gunung api tersebut antara lain Gunung Tangkubanperahu, Gunung Papandayan, Gunung Galunggung, Gunung Gede dan Ciremai di Jawa Barat, Dieng di Jateng, Kelud, Merapi serta gunung-gunung lainnya baik di Jawa maupun di luar Jawa.

"Meski berstatus aktif normal, tetap dipantau intensif dari Posko terdekat. Hingga saat ini tempat wisata masih kondusif," kata Surono.

Ia menyebutkan, pihak pengelola obyek wisata gunung api dan Pemda setempat sudah memasang rambu-rambu peringatan bagi pengunjung, salah satunya untuk mewaspadai gas beracun di kawasan kawah.

"Potensi gas beracun harus diwaspadai, terutama saat malam dan cuaca mendung. Direkomendasikan pengunjung tidak mendekat ke lokasi kawah," kata Kepala PVMBG itu menambahkan. (*)