Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan meminta ketegasan dari negara industri mengenai komitmen kompensasi untuk daerah pemilik hutan pada pertemuan tentang perubahan iklim dan pemanasan global di Los Angeles, Amerika Serikat, minggu depan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kalbar Darmawan di Pontianak, Jumat, mengatakan bahwa selama ini sudah banyak skema tentang pemberian kompensasi untuk daerah yang dapat menyerap karbon.
"Ada skema perdagangan karbon, tetapi sampai sekarang teknis pelaksanaannya belum jelas, misal penyaluran dalam bentuk korporat," kata Darmawan.
Gubernur Kalbar Cornelis diundang Gubernur California Arnold Schwarzenegger ke Los Angeles pada 30 September - 2 Oktober 2009 untuk menghadiri kegiatan "Governors Global Climate Summit".
Pertemuan tahun ini merupakan yang kedua kalinya dan atas inisiatif Arnold.
Ia mengundang daerah yang sangat berpotensi mendukung perubahan iklim. Tahun lalu, sekitar seribu peserta dari 53 negara hadir.
Kegiatan tersebut menjadi pertemuan pendahuluan sebelum acara serupa yang lebih luas yakni "Road to Copenhagen".
Sebanyak 31 gubernur cari delapan negara telah menandatangani deklarasi untuk mengatasi perubahan iklim. Selain itu, membentuk komitmen bersama dan berbagi informasi mengenai penanganan pembalakan liar, penggunaan energi, transfer teknologi.
Darmawan menambahkan, untuk mengurangi perubahan iklim adalah dengan mengurangi kegiatan di sektor industri.
Namun, lanjut dia, negara-negara maju tidak menginginkan hal itu. "Tetapi negara-negara industri menekan kita untuk menjaga hutan karena hutan dapat menyerap karbon. Sementara hutan mereka sudah habis," katanya.
Kalbar mempunyai beragam jenis kawasan hutan, dan ada yang masuk komitmen "Heart of Borneo".
Sedangkan gubernur punya kewajiban untuk menyejahterakan masyarakat lokal salah satunya dengan memberdayakan potensi daerah, termasuk kekayaan alam.(*)
Kalbar Minta Penegasan Komitmen Kompensasi Perubahan Iklim
25 September 2009 22:20 WIB
Gubernur Kalbar, Cornelis. (ANTARA)@
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: