Palembang (ANTARA) - Kasus positif COVID-19 Sumatera Selatan tercatat masih yang tertinggi di Pulau Sumatera dan peringkat tujuh di Indonesia dengan temuan kasus telah menembus 1.448 orang per 15 Juni 2020.

Data Gugus Pusat COVID-19, Senin, total 1.448 kasus di Sumsel berada di bawah Kalimantan Selatan pada peringkat keenam dengan 1.953 kasus, meski termasuk tinggi, Gugus Tugas Sumsel menyebut grafik kasus mulai mengalami penurunan.

"Secara umum akhir-akhir ini kasus di Sumsel menurun, tapi memang belum sepenuhnya terkendali," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri, Senin.

Baca juga: Sumsel sebut penurunan zona COVID-19 bukan hasil final

Menurut dia, kasus konfirmasi positif masih terus bertambah setiap hari, seperti penambahan kasus baru pada hari ini yang mencapai 52 orang, berasal dari Kota Palembang (39 orang), Musi Banyuasin (12 orang) serta Banyuasin (satu orang).

Namun, kabar baiknya kasus sembuh juga bertambah 15 orang, sehingga total sembuh di Sumsel menjadi 651 orang atau 45 persen, sedangkan kasus meninggal secara keseluruhan berjumlah 57 kasus atau empat persen dari total kasus positif.

Total 708 kasus sembuh dan meninggal tersebut dihitung sebagai kasus selesai, maka kasus aktif dalam penanganan di Sumsel saat ini berjumlah 740 kasus atau terdapat selisih 32 kasus dengan kasus selesai.

740 kasus aktif itu menyebar di Kota Palembang (553 kasus), Banyuasin (53 kasus), OKI (38 kasus), Musi Banyuasin (24 kasus), Lubuklinggau (21 kasus), Ogan Ilir (16 kasus), OKU (10 kasus), PALI (10 kasus), Muara Enim (sembilan kasus), OKU Timur (lima kasus), Lahat (tiga kasus), Musi Rawas (tiga kasus), serta OKU Selatan dan Prabumulih masing-masing satu kasus, khusus luar wilayah terdapat tiga kasus.

Baca juga: Semua kasus COVID-19 di Musi Rawas Utara Sumsel akhirnya sembuh

Sementara, meski terus bertambah kasusnya, Palembang sebagai ibukota Sumsel akhirnya keluar dari zona merah dan menjadi zona oranye, sehingga termasuk wilayah risiko sedang penyebaran COVID-19.

"Kalau itu (zona oranye) kami sepakat, artinya kasus di dalam keluarga memang masih ditemukan, tetapi penyebarannya relatif terkendali," kata Yusri menambahkan.

Namun, ia meminta masyarakat tidak terlalu euforia dengan pemetaan zona-zona yang mayoritas mengalami penurunan di berbagai wilayah di Sumsel. Kondisi kehidupan saat ini tidak dapat disebut normal meski kegiatan masyarakat dibuka kembali karena adanya penurunan zona.

Baca juga: Dua wilayah di Sumsel kembali menjadi zona hijau COVID-19

Baca juga: Kasus sembuh COVID-19 di Sumsel mayoritas usia 20-40 tahun


"Normal baru itu memaksa kita untuk hidup dengan menjalankan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan," jelasnya.

"Saya yakin semuanya pasti sayang keluarga, maka jagalah keluarga kita agar tidak sakit atau bahkan meninggal akibat infeksi COVID-19," kata Yusri.