Warga Surabaya sembuh dari COVID-19 disambut musik terbangan
15 Juni 2020 17:36 WIB
Warga yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 seusai menjalani karantina di Asrama Haji Surabaya, Jatim, disambut dengan sholawatan dan hiburan musik terbangan pada saat pulang ke kampungnya. Penyambutan dengan sholawat dan terbangan itu salah satunya dilakukan oleh warga Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya, Senin (15/6/2020). (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Warga yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 seusai menjalani karantina di Asrama Haji Surabaya, Jatim, disambut dengan shalawat dan hiburan musik terbangan pada saat pulang ke kampungnya.
Penyambutan dengan shalawat dan terbangan (alat musik rebana yang dimainkan dengan ditabuh) kepada pasien sembuh dari COVID-19 itu salah satunya dilakukan oleh warga di Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya, Senin.
"Kami membuat sambutan yang sederhana tapi luar biasa. Bahwa ini kuasa Tuhan, kuasa Allah," kata Ketua RW 6 Kelurahan Rangkah, Tambak Sari, Surabaya Sigit saat menyambut warganya usai menjalani karantina.
Menurut dia, penyambutan Indah dan anaknya, Farel usai menjalani karantina sebagai bentuk rasa syukur atas kembali pulangnya warga setelah menjalani karantina meskipun dengan cara yang sederhana.
Sigit menjelaskan, saat melepas warga untuk menjalani karantina, ia bersama tetangga lainnya melepas kepergian pasien dengan penuh isak tangis. Namun, tangisan itu terbayar sudah ketika warga yang sempat terkonfirmasi itu akhirnya pulang usai menjalani perawatan dengan status sembuh.
Baca juga: PKB Jabar minta kader lantunkan shalawat burdah terkait COVID-19
Baca juga: Pasien COVID-19 sembuh di Surabaya sebagian besar perempuan
"Ini seperti Hari Raya Idul Fitri. Kita seperti menyambut hari kemenangan. Lega, bahagia. Itu rasanya," ujarnya.
Camat Tambak Sari Ridwan Mubarun menegaskan tujuan penyambutan ini agar warga yang baru pulang dari karantina itu bisa percaya diri dan dapat kembali berkumpul seperti sediakala.
"Ini juga salah satu upaya kita dalam menghapus stigma masyarakat agar tidak mengucilkan warga yang baru sembuh dari wabah global ini. Jadi, kita ikut peduli dan melindungi warga itu. Ini bentuk kepedulian kami kepada saudara-saudara kita yang baru sembuh itu. Kita terima dengan senang hati, kita juga ikut gembira mereka sudah sembuh," kata Ridwan.
Menurut dia meskipun warga ini sudah dinyatakan sembuh, akan tetapi mereka tetap harus mematuhi protokol kesehatan, seperti jaga jarak, mengenakan masker, menjaga imunitas tubuh, cuci tangan dan tidak boleh berpelukan.
"Jadi bukan berarti saat sudah sembuh melupakan itu. Kita harus tetap memperhatikan protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Indah mengaku lega dan bahagia lantaran sudah kembali pulang ke rumahnya. Ia juga mengakui selama berada di Hotel Asrama Haji segala kebutuhannya dipenuhi oleh petugas dan mendapatkan pelayanan yang sangat baik.
"Senang bisa sehat. Selalu dikasih apa yang dibutuhkan. Lega sekali sudah ada di rumah," kata Indah.
Baca juga: Rahasia di balik kesembuhan nenek usia 105 tahun dari COVID-19
Penyambutan dengan shalawat dan terbangan (alat musik rebana yang dimainkan dengan ditabuh) kepada pasien sembuh dari COVID-19 itu salah satunya dilakukan oleh warga di Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya, Senin.
"Kami membuat sambutan yang sederhana tapi luar biasa. Bahwa ini kuasa Tuhan, kuasa Allah," kata Ketua RW 6 Kelurahan Rangkah, Tambak Sari, Surabaya Sigit saat menyambut warganya usai menjalani karantina.
Menurut dia, penyambutan Indah dan anaknya, Farel usai menjalani karantina sebagai bentuk rasa syukur atas kembali pulangnya warga setelah menjalani karantina meskipun dengan cara yang sederhana.
Sigit menjelaskan, saat melepas warga untuk menjalani karantina, ia bersama tetangga lainnya melepas kepergian pasien dengan penuh isak tangis. Namun, tangisan itu terbayar sudah ketika warga yang sempat terkonfirmasi itu akhirnya pulang usai menjalani perawatan dengan status sembuh.
Baca juga: PKB Jabar minta kader lantunkan shalawat burdah terkait COVID-19
Baca juga: Pasien COVID-19 sembuh di Surabaya sebagian besar perempuan
"Ini seperti Hari Raya Idul Fitri. Kita seperti menyambut hari kemenangan. Lega, bahagia. Itu rasanya," ujarnya.
Camat Tambak Sari Ridwan Mubarun menegaskan tujuan penyambutan ini agar warga yang baru pulang dari karantina itu bisa percaya diri dan dapat kembali berkumpul seperti sediakala.
"Ini juga salah satu upaya kita dalam menghapus stigma masyarakat agar tidak mengucilkan warga yang baru sembuh dari wabah global ini. Jadi, kita ikut peduli dan melindungi warga itu. Ini bentuk kepedulian kami kepada saudara-saudara kita yang baru sembuh itu. Kita terima dengan senang hati, kita juga ikut gembira mereka sudah sembuh," kata Ridwan.
Menurut dia meskipun warga ini sudah dinyatakan sembuh, akan tetapi mereka tetap harus mematuhi protokol kesehatan, seperti jaga jarak, mengenakan masker, menjaga imunitas tubuh, cuci tangan dan tidak boleh berpelukan.
"Jadi bukan berarti saat sudah sembuh melupakan itu. Kita harus tetap memperhatikan protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Indah mengaku lega dan bahagia lantaran sudah kembali pulang ke rumahnya. Ia juga mengakui selama berada di Hotel Asrama Haji segala kebutuhannya dipenuhi oleh petugas dan mendapatkan pelayanan yang sangat baik.
"Senang bisa sehat. Selalu dikasih apa yang dibutuhkan. Lega sekali sudah ada di rumah," kata Indah.
Baca juga: Rahasia di balik kesembuhan nenek usia 105 tahun dari COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: