Palembang (ANTARA) - Antrian uji sampel usap (swab) COVID-19 di Sumatera Selatan mulai terurai setelah beroperasinya laboratorium tambahan dan terhentinya proses pemeriksaan sampel dari empat provinsi yang menginduk ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri, Senin, mengatakan antrian uji sampel terurai berkat kapasitas pemeriksaan sudah mencapai 400 orang per hari meski jumlah sampel masuk masih ratusan setiap hari.

"Sekarang pemeriksaan di BBLK Palembang cukup dua hari hasilnya sudah bisa dilihat, untuk laboratorium yang lain juga begitu," ujarnya.

Sebelumnya sejak kasus pertama pada akhir Maret hingga awal Juni 2020, antrian uji sampel di BBLK Palembang dapat mencapai satu pekan karena keterbatasan kapasitas.

Hingga 14 Juni 2020 BBLK Palembang telah memeriksa ribuan sampel dari 6.401 orang baik OTG, PDP maupun ODP, hasilnya 1.396 orang terkonfirmasi positif dan 1.322 negatif COVID-19 serta 3.682 orang masih dalam pemeriksaan (validasi).

Baca juga: Dana kesehatan COVID-19 di Sumsel hanya cukup hingga Juni 2020

Baca juga: Hampir separuh kasus positif COVID-19 di Sumsel sembuh


Menurut dia BBLK Palembang saat ini mampu menyelesaikan 700 - 800 sampel per hari, dibantu Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang 80 - 100 sampel, RSUD Provinsi Siti Fatimah 12 sampel, RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau 24 sampel, RSUD M Rabain Muara Enim 15 sampel dan RS Pusri 29 sampel.

Total kapasitas yang ada saat ini masih akan ditingkatkan dengan menambah laboratorium tes PCR di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang dan memanfaatkan mobile swab yang telah diusulkan ke BNPB, sebab ke depan pemeriksaan usap tidak lagi sebatas kontak-kontak kasus.

Gugus Tugas COVID-19 Sumsel fokus pada tiga aspek, kata dia, yakni pelacakan (tracing), pengujian (testing) dan penanganan (treatmen).

Aspek pelacakan mengharuskan tim kesehatan bergerak lebih masif agar kontak-kontak kasus dapat ditemui dan meminimalisir kontak lolos dari pelacakan.

Sedangkan aspek pengujian mengharuskan pemeriksaan sampel usap semakin diperluas, tidak hanya kontrak kasus namun masyarakat umum juga perlu diperiksa untuk memperjelas peta persebaran.

"Informasinya nanti gugus pusat akan melakukan uji usap 20.000 orang per hari, maka itulah Sumsel masih butuh mobile swab supaya kapasitas pemeriksaannya semakin banyak," tambahnya.

Aspek pelacakan dan pengujian berperan penting dalam membuat keputusan yang dapat meminimalisir konflik dalam masyarakat.

Sementara aspek penanganan diklaim sudah berjalan baik, perawatan terhadap PDP di rumah sakit dan ODP yang dikarantina telah mendorong tingkat kesembuhan di Sumsel mencapai 45,6 persen saat ini.*

Baca juga: Kemenparekraf bantu pekerja pariwisata terdampak COVID-19 di Sumsel

Baca juga: Sumsel sebut penurunan zona COVID-19 bukan hasil final