PBB: kurangnya dana bahayakan bantuan di Yaman saat pandemi
12 Juni 2020 21:09 WIB
Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh penumpang taksi, ditengah kekhawatiran meluasnya penularan virus corona (COVID-19), di pintu masuk utama Sanaa, Yaman, Sabtu (9/5/2020). REUTERS/Khaled Abdullah/Foc/djo (REUTERS/KHALED ABDULLAH)
Jenewa (ANTARA) - Lembaga bantuan PBB pada Jumat mengeluarkan tanda peringatan (alarm) tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Yaman saat penyebaran COVID-19 dan kurangnya dana membahayakan program penyelamatan.
"Sebanyak 30 lebih dari 41 program dukungan PBB di Yaman akan tutup dalam beberapa pekan mendatang jika dana tambahan tidak diamankan," kata juru bicara HAM PBB, Rupert Colville, saat konferensi pers PBB di Jenewa.
Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan bahwa dari 1,35 miliar dolar AS (sekitar Rp19 triliun) yang dijanjikan untuk Yaman pada awal Juni, satu miliar dolar AS (sekitar Rp14,14 triliun) dari target, hanya 47 persen yang diterima.
"Jika UNICEF tidak menerima 30 juta dolar AS (sekitar Rp424 miliar) pada akhir Juni maka layanan air, sanitasi dan kebersihan untuk empat juta orang akan mulai tutup pada Juli," kata Marixie Mercado dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).
Hanya 10 persen dari 53 juta dolar AS (sekitar Rp749 miliar) yang diusahakan untuk operasi COVID-19 telah diterima sehingga mengurangi kemampuan pihak terkait untuk menyediakan alat perlindungan dan pasokan medis, tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: 50 warga Yaman meninggal akibat demam cikungunya
Baca juga: Yaman laporkan dua kematian pertama akibat corona
Baca juga: Yaman laporkan kasus pertama COVID-19 setelah gencatan senjata
"Sebanyak 30 lebih dari 41 program dukungan PBB di Yaman akan tutup dalam beberapa pekan mendatang jika dana tambahan tidak diamankan," kata juru bicara HAM PBB, Rupert Colville, saat konferensi pers PBB di Jenewa.
Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan bahwa dari 1,35 miliar dolar AS (sekitar Rp19 triliun) yang dijanjikan untuk Yaman pada awal Juni, satu miliar dolar AS (sekitar Rp14,14 triliun) dari target, hanya 47 persen yang diterima.
"Jika UNICEF tidak menerima 30 juta dolar AS (sekitar Rp424 miliar) pada akhir Juni maka layanan air, sanitasi dan kebersihan untuk empat juta orang akan mulai tutup pada Juli," kata Marixie Mercado dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).
Hanya 10 persen dari 53 juta dolar AS (sekitar Rp749 miliar) yang diusahakan untuk operasi COVID-19 telah diterima sehingga mengurangi kemampuan pihak terkait untuk menyediakan alat perlindungan dan pasokan medis, tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: 50 warga Yaman meninggal akibat demam cikungunya
Baca juga: Yaman laporkan dua kematian pertama akibat corona
Baca juga: Yaman laporkan kasus pertama COVID-19 setelah gencatan senjata
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: