Istana sebut Presiden gelar rapat tertutup sebagai hal biasa
12 Juni 2020 17:57 WIB
Dokumentasi - Presiden Joko Widodo lari pagi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis di area sekitar Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020). ANTARA/HO-Biro Pers SetPres/Laily Rachev/aa.
Jakarta (ANTARA) - Istana Kepresidenan menyebut agenda Presiden Joko Widodo untuk menggelar rapat tertutup atau intern merupakan hal rutin dan biasa.
“Rapat bersifat intern ini diperlukan karena ada beberapa hal yang masih diperlukan Presiden untuk mendiskusikan beberapa kebijakan yang akan diputuskan dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mendapatkan keputusan terbaik,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Negara Bey T. Machmudin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa agenda Presiden Joko Widodo yang bersifat intern itu sebenarnya hal rutin dan biasa saja.
Pada pekan ini, dia mencontohkan Presiden memimpin rapat intern yang dihadiri secara fisik oleh Wakil Presiden, menteri koordinator, dan juga menteri.
Baca juga: Istana Kepresidenan terapkan adaptasi normal baru
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau kesiapan normal baru di masjid Istana Jakarta
Baca juga: Masuk ke Istana Kepresidenan, tamu-pejabat harus diperiksa suhu tubuh
Rapat secara fisik ini merupakan yang pertama pada masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tentunya kalau ada hal yang sudah dapat disampaikan, Presiden akan menjelaskannya kepada teman-teman media, baik secara langsung, melalui menteri-menteri, maupun juru bicara Presiden,” katanya.
Selain agenda intern lainnya, pada minggu ini Presiden juga menerima surat kepercayaan dari duta besar negara sahabat dan mengunjungi gugus tugas percepatan penanganan COVID-19.
Dalam 2 hari terakhir, agenda Presiden Jokowi tertutup bagi peliputan media atau berkegiatan internal sehingga mengundang pertanyaan sejumlah pihak karena beberapa menteri dan tokoh justru dilaporkan merapat ke Istana.
“Rapat bersifat intern ini diperlukan karena ada beberapa hal yang masih diperlukan Presiden untuk mendiskusikan beberapa kebijakan yang akan diputuskan dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mendapatkan keputusan terbaik,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Negara Bey T. Machmudin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa agenda Presiden Joko Widodo yang bersifat intern itu sebenarnya hal rutin dan biasa saja.
Pada pekan ini, dia mencontohkan Presiden memimpin rapat intern yang dihadiri secara fisik oleh Wakil Presiden, menteri koordinator, dan juga menteri.
Baca juga: Istana Kepresidenan terapkan adaptasi normal baru
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau kesiapan normal baru di masjid Istana Jakarta
Baca juga: Masuk ke Istana Kepresidenan, tamu-pejabat harus diperiksa suhu tubuh
Rapat secara fisik ini merupakan yang pertama pada masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tentunya kalau ada hal yang sudah dapat disampaikan, Presiden akan menjelaskannya kepada teman-teman media, baik secara langsung, melalui menteri-menteri, maupun juru bicara Presiden,” katanya.
Selain agenda intern lainnya, pada minggu ini Presiden juga menerima surat kepercayaan dari duta besar negara sahabat dan mengunjungi gugus tugas percepatan penanganan COVID-19.
Dalam 2 hari terakhir, agenda Presiden Jokowi tertutup bagi peliputan media atau berkegiatan internal sehingga mengundang pertanyaan sejumlah pihak karena beberapa menteri dan tokoh justru dilaporkan merapat ke Istana.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: