Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Jumat, mulai bersiap untuk mengadakan serangkaian pertemuan pekan depan dengan pemimpin China, Rusia dan Jepang, sedangkan pemimpin Iran tampaknya dijadwalkan paling belakang.

Pada saat para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB, para pejabat mengatakan bahwa Obama mulai menggelindingkan pertemuan bilateralnya dengan Presiden China, Hu Jintao, Selasa, seperti diberitakan AFP.

KTT negara ekonomi maju G-20 akan diselenggarakan di Pittsburgh akhir pekan ini. Obama akan melakukan kunjungan pertamanya sebagai presiden ke China, November depan, dan mereka diperkirakan akan berusaha memecahkan berbagai sengketa perdagangan yang membara.

AS menjatuhkan hukuman bea cukai dengan tambahan 35 persen terhadap impor ban buatan China pekan lalu, yang memicu Beijing mengajukan komplain kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Beijing mengatakan tindakan Washington itu melanggar peraturan WTO dan memperingatkan bahwa tindakan itu akan merusak hubungan perdagangan mereka. Namun AS membantah bahwa tindakannya itu adalah proteksionisme.

Dalam kaitan para pemimpin dunia tampaknya akan mengharapkan Hu dan Obama bisa "mengubur kapak perangnya".

Kedua pemimpin juga membahas kebijakan terhadap Korea Utara, yang pemimpinnya, Kim Jong-Il, Jumat, dilaporkan mengatakan kepada seorang utusan China, bahwa negaranya bersedia akan mengadakan perundingan bilateral dan multilateral mengenai program nuklir Pyongyang yang kontroversial.

Obama bertemu dengan pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev, pada hari berikutnya. Keduanya berusaha membangun respon positif atas rencana perubahan pertahanan rudal AS di Eropa.

Rusia mengecam rencana pemasangan radar anti-rudal di Republik Ceko dan pencegat rudal di Polandia yang digagas oleh pendahulu Obama, George W. Bush.

Obama, Kamis, mengumumkan dia akan mengganti perisai anti-rudal itu dengan beberapa sistem yang bersifat bergerak yang pada awalnya menggunakan pencegat berpangkalan di laut, untuk target rudal jarak pendek dan sedang.

PM Vladimir Putin menyambut keputusan Obama, namun mengatakan langkah itu hendaknya diikuti oleh tindakan AS, seperti pencabutan larangan era Sovyet terhadap ekspor teknologi sensitif kepada Rusia dan membantu soal keanggotanya di WTO.

Hubungan antara Moskow dan Barat bergerak lamban sejak Obama mengambil-alih pemerintahan, dan berjanji akan menyusun kembali hubungan mereka.

Gedung Putih juga mengatakan bahwa Obama juga akan bertemu dengan PM baru Jepang, Yukio Hatoyama, Rabu, dua pekan setelah dia menghentikan lebih dari setengah abad kekuasaan konservatif Partai Liberal Demokrat (LDP).

Para pemimpin Partai Demokratik Jepang (DPJ), yang berhaluan kiri-tengah, telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin menjalin hubungan yang "lebih setara" dengan AS.

Pemerintah koalisi baru yang dilantik Rabu juga berusaha untuk memelihara persekutuan kuatnya dengan AS yang sudah mentradisi.

DPJ, yang saat sebagai oposisi mengecam dukungan pemerintah Jepang terhadap "perang Amerika", berikrar tidak akan memperbarui misi pengisian bahan bakar angkatan laut kepada operasi-operasi yang dipimpin AS di Afghanistan, setelah habis waktunya Januari depan.

Sementara negara-negara kuat dan sekutu AS akan bertemu dengan Obama di New York, hanya ada sedikit peluang untuk pertemuan tatap-muka antara Presiden AS dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.(*)