Gubernur New York "bela" patung Columbus, simbol orang Italia-Amerika
12 Juni 2020 17:17 WIB
Patung Christopher Columbus tergeletak di tanah setelah dijatuhkan oleh pengunjuk rasa, setelah kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Richmond, Virginia, Amerika Serikat, Selasa (9/6/2020), pada gambar yang diperoleh dari media sosial. (via REUTERS)
New York (ANTARA) - Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan bahwa patung tokoh Christopher Columbus harus dipertahankan, sebagai simbolisme masyarakat Italia-Amerika, di tengah aksi demonstrasi anti-rasisme yang kini menyasar patung sejumlah tokoh dalam sejarah.
"Saya paham tentang perasaan terhadap Christopher Columbus serta sebagian dari aksinya yang memang tidak dibenarkan. Namun patung itu juga telah menjadi representasi dan apresiasi bagi kontribusi orang Italia-Amerika terhadap New York," kata Cuomo kepada wartawan, Kamis (11/6).
Atas dasar itulah Cuomo--yang merupakan keturunan Italia-Amerika--menjawab "tidak" ketika ditanya apakah ia akan menurunkan patung tersebut, mengingat beberapa hari belakangan sejumlah demonstran juga menyerang tiruan tokoh Columbus itu di beberapa kota.
Demonstrasi yang muncul sejak terjadi pembunuhan George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis sebagai kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam oleh polisi kulit putih itu, kini menjadi aksi kampanye untuk menurunkan monumen Konfederasi serta simbol lain yang terkait dengan perbudakan di AS.
Gubernur Cuomo, cucu dari imigran Italia dan selalu menjadi peserta parade Hari Columbus di Kota New York, konsisten membela patung Columbus meskipun muncul sejumlah seruan untuk menurunkannya.
Satu patung Columbus yang paling terkenal terletak di lingkar jalan di Manhattan. Patung-patung Columbus didirikan semasa Columbus menemukan benua Amerika (New World/Dunia Baru) untuk permukiman Eropa.
Pada Rabu (10/6), para peserta aksi protes menurunkan sebuah patung Columbus di Saint Paul, Minnesota, juga melakukan vandalisme pada patung Columbus di Miami. Sehari sebelumnya, sebuah monumen Columbus di Richmond, Virginia, diturunkan dan dibuang ke sungai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gubernur di Meksiko minta maaf atas kekerasan polisi pada aksi protes
Baca juga: Pengamat: aksi demonstrasi di AS buka mata dunia terkait demokrasi
Baca juga: Paus desak rekonsiliasi AS, kecam rasisme dan kekerasan jalanan
"Saya paham tentang perasaan terhadap Christopher Columbus serta sebagian dari aksinya yang memang tidak dibenarkan. Namun patung itu juga telah menjadi representasi dan apresiasi bagi kontribusi orang Italia-Amerika terhadap New York," kata Cuomo kepada wartawan, Kamis (11/6).
Atas dasar itulah Cuomo--yang merupakan keturunan Italia-Amerika--menjawab "tidak" ketika ditanya apakah ia akan menurunkan patung tersebut, mengingat beberapa hari belakangan sejumlah demonstran juga menyerang tiruan tokoh Columbus itu di beberapa kota.
Demonstrasi yang muncul sejak terjadi pembunuhan George Floyd pada 25 Mei lalu di Minneapolis sebagai kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam oleh polisi kulit putih itu, kini menjadi aksi kampanye untuk menurunkan monumen Konfederasi serta simbol lain yang terkait dengan perbudakan di AS.
Gubernur Cuomo, cucu dari imigran Italia dan selalu menjadi peserta parade Hari Columbus di Kota New York, konsisten membela patung Columbus meskipun muncul sejumlah seruan untuk menurunkannya.
Satu patung Columbus yang paling terkenal terletak di lingkar jalan di Manhattan. Patung-patung Columbus didirikan semasa Columbus menemukan benua Amerika (New World/Dunia Baru) untuk permukiman Eropa.
Pada Rabu (10/6), para peserta aksi protes menurunkan sebuah patung Columbus di Saint Paul, Minnesota, juga melakukan vandalisme pada patung Columbus di Miami. Sehari sebelumnya, sebuah monumen Columbus di Richmond, Virginia, diturunkan dan dibuang ke sungai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gubernur di Meksiko minta maaf atas kekerasan polisi pada aksi protes
Baca juga: Pengamat: aksi demonstrasi di AS buka mata dunia terkait demokrasi
Baca juga: Paus desak rekonsiliasi AS, kecam rasisme dan kekerasan jalanan
Penerjemah: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: