Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengincar peluang relokasi investasi sejumlah industri dari Amerika Serikat yang berencana memindahkan pabrik dari Negeri Tirai Bambu akibat dampak perang dagang AS-China.
"Kami tetap fokus menarik investasi di berbagai sektor industri. Sektor manufaktur yang kami sasar meliputi industri untuk substitusi impor, industri berorientasi ekspor, industri padat karya dan industri produk berbasis teknologi tinggi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Kemenperin terus kawal investasi sektor industri agar terus meningkat
Untuk itu, pihaknya siap memfasilitasi dengan menawarkan ketersediaan kawasan industri yang terintegrasi.
"Hingga saat ini, Indonesia telah mendirikan sebanyak 114 kawasan industri dan berencana untuk mengembangkan 27 kawasan industri lainnya hingga akhir tahun 2024," ujar Menperin.
Kemarin, Kamis (10/6/2020), Menperin melakukan pertemuan virtual dengan US-ASEAN Business Council.
Pada kesempatan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada para investor AS yang telah berkontribusi dalam penguatan struktur manufaktur di Tanah Air.
"Mereka membuktikan mampu menjadi katalis bagi pertumbuhan sektor-sektor industri baru di Indonesia, bahkan sampai menyediakan pelatihan, berbagi pengetahuan, dan turut mengembangkan wirausaha di dalam negeri," kata Menperin.
Menperin optimistis AS akan selalu menjadi mitra bisnis perdagangan yang penting bagi Indonesia. Hal ini ditandai dengan peningkatan investasi dan kerja sama di antara pelaku industri kedua negara.
Sepanjang 2013-2017, penanaman modal AS di Indonesia telah menyentuh angka 36 miliar dolar AS.
"Adapun perusahaan-perusahaan AS yang telah berkontribusi besar di Indonesia di antaranya adalah perusahaan raksasa teknologi seperti IBM, HP, Microsoft, Facebook, Google dan Apple, yang telah menjadi kunci digitalisasi di Indonesia," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Menperin mengemukakan sedikitnya ada empat isu utama yang sedang menjadi perhatian pemerintah saat ini dalam upaya penanganan COVID-19 dan memulihkan kembali roda perekonomian nasional.
"Yang menjadi key issue adalah pengaruh COVID-19 ke sektor industri, kebijakan selama PSBB, insentif untuk investor, dan program terkait industri dalam menangani COVID-19," kata Menperin.
Pemerintah saat ini, kata dia, telah memberikan berbagai insentif bagi sektor industri, terutama mereka yang terdampak pandemi COVID-19 agar bisa bergairah kembali.
Stimulus itu antara lain relaksasi untuk pajak impor, pajak penghasilan, restitusi pajak pertambahan nilai, serta tunjangan pajak penghasilan untuk perusahaan individu.
"Selain itu, akan ada stimulus tambahan yang sedang dibahas oleh pemerintah di antaranya adalah penyesuaian harga energi untuk listrik dan gas, restrukturisasi kredit atau pinjaman, dan ketentuan pinjaman modal kerja," ujar Menperin.
Menperin meyakini Indonesia masih menjadi negara tujuan utama para investor yang ingin berekspansi atau membangun pabrik barunya. Apalagi, Indonesia dinilai akan mampu menjadi pusat manufaktur di kawasan ASEAN.
"Karena sebagian perusahaan skala besar telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka untuk pasar global," tuturnya.
Daya tarik Indonesia lainnya adalah memiliki pasar yang sangat besar dan akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. "Posisi strategis Indonesia sebagai pemimpin ekonomi teratas ASEAN juga telah menjadi landasan tujuan investasi yang sukses," kata Menperin Agus.
Baca juga: Siap tampung relokasi pabrik AS, Kawasan Industri Brebes diakselerasi
Baca juga: Pengamat: RI berpeluang tarik relokasi investasi asing pasca-COVID-19
Kemenperin incar peluang relokasi perusahaan AS
12 Juni 2020 14:10 WIB
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO Kemenperin/am.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: