Pelemahan rupiah berlanjut jauh, pasar antisipasi gelombang II Corona
12 Juni 2020 09:56 WIB
Ilustrasi: Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi lanjut terkoreksi dipicu pasar yang mengantisipasi terjadinya gelombang kedua pandemi COVID-19.
Pada pukul 9.45 WIB rupiah melemah 160 poin atau 1,14 persen menjadi Rp14.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah berkonsolidasi selama empat hari belakangan ini sehingga penguatannya tertahan.
"Kelihatannya pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar dan yen menguat, dipicu aksi jual saham dan "outlook" suram Fed
Baca juga: Harga emas "rebound," naik 19,1 dolar di tengah aksi jual saham global
Selain itu pasar juga merespons negatif pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Kamis (11/6) dini hari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.
The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022 mendatang.
Pagi ini aset-aset berisiko seperti indeks saham terlihat negatif. Mata uang emerging markets rata-rata melemah terhadap dolar AS.
"Yield obligasi AS tenor 10 tahun terlihat tertekan turun kembali ke kisaran 0,67 persen yang mengindikasikan banyak pelaku pasar mencari aman di obligasi AS," kata Ariston.
Baca juga: Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
Baca juga: IHSG jatuh lebih dalam, tertekan kekhawatiran gelombang ke-2 COVID-19
Ariston memperkirakan rupiah hari ini masih akan bergerak melemah di kisaran Rp13.900 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Kamis (11/6) lalu, rupiah melemah 40 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.020 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.980 per dolar AS.
Baca juga: Yuan jatuh 257 basis poin, hentikan reli 9 hari terhadap dolar
Baca juga: Melemah, dolar AS diperdagangkan pada kisaran paruh atas 106 yen
Pada pukul 9.45 WIB rupiah melemah 160 poin atau 1,14 persen menjadi Rp14.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah berkonsolidasi selama empat hari belakangan ini sehingga penguatannya tertahan.
"Kelihatannya pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar dan yen menguat, dipicu aksi jual saham dan "outlook" suram Fed
Baca juga: Harga emas "rebound," naik 19,1 dolar di tengah aksi jual saham global
Selain itu pasar juga merespons negatif pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada Kamis (11/6) dini hari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.
The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022 mendatang.
Pagi ini aset-aset berisiko seperti indeks saham terlihat negatif. Mata uang emerging markets rata-rata melemah terhadap dolar AS.
"Yield obligasi AS tenor 10 tahun terlihat tertekan turun kembali ke kisaran 0,67 persen yang mengindikasikan banyak pelaku pasar mencari aman di obligasi AS," kata Ariston.
Baca juga: Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
Baca juga: IHSG jatuh lebih dalam, tertekan kekhawatiran gelombang ke-2 COVID-19
Ariston memperkirakan rupiah hari ini masih akan bergerak melemah di kisaran Rp13.900 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Kamis (11/6) lalu, rupiah melemah 40 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.020 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.980 per dolar AS.
Baca juga: Yuan jatuh 257 basis poin, hentikan reli 9 hari terhadap dolar
Baca juga: Melemah, dolar AS diperdagangkan pada kisaran paruh atas 106 yen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: