Baghdad (ANTARA News/Reuters) - Militer Amerika Serikat, Kamis, menutup pusat penahanan terbesarnya di Irak sementara pihaknya terus membebaskan atau menyerahkan kepada pihak berwenang Irak ribuan orang yang ditahannya sejak invasi AS tahun 2003.

Penutupan Camp Bucca, satu komplek penjara di gurun selatan Irak dekat Kuwait, disetujui berdasarkan perjanjian keamanan bilateral yang ditandatangani tahun lalu yang mewajibkan pasukan AS menghentikan program penahanan besar-besaran mereka di Irak.

Bucca pernah menampung sekitar 14.000 tahanan, sebagian besar ditahan selama beberapa bulan atau tahun tanpa tuduhan terhadap mereka dan tidak ada akses bagi pengacara.

Jumlah tahanan berkurang sebelum kamp itu ditutup secara resmi pukul 03:22 waktu setempat (07:22 WIB), ketika sebuah pesawat transpor mengangkut satu kelompok 180 tahanan meninggalkan Basra untuk dikirim ke penjara militer di Baghdad, kata sebuah pernyataan militer AS.

Perjanjian keamanan itu, yang juga menetapkan semua pasukan AS akan ditarik dari Irak tahun 2012, menetapkan AS membebaskan para tahanan AS yang tidak menghadapi perintah penangkapan atau perintah penangkapan. Sejak 5 Januari 5.703 narapidana AS dibebaskan dan 1.360 orang diserahkan ke pemerintah Irak.

Setelah penutupan Bucca , sekitar 8.300 tahanan tetap berada dalam tahanan AS di Irak di dua pusat penahanan sekitar Baghdad.

Perjanjian itu tidak menetap tanggal perampungan bagi pemindahan para tahanan, tetapi para komandan AS mengatakan mereka mengharapkan itu akan berlangsung Desember atau Januari.

"Sebagai akibat hubungan kerja antara pemerintah Irak dan Satuan Tugas 134 , saya dengan senang hati mengatakan fasilitas penahanan Camp Bucca kini ditutp," kata Brigjen David Quantock, komandan operasi penahanan AS mengacu pada satuan militer AS yang menangani para tahanan.

Bucca dibuka sehubungan dengan skandal Abu Ghraib tahun 2004, ketika foto-foto menunjukkan tentara-tentara AS melakukan penyiksaan dan pelecehan seksual terhadap para tahanan di penjara Baghdad barat yang mengejutkan dunia dan tindakan itu membantu meningkatkan aksi kekerasan.

Para tahanan Bucca yang masih tersisa akan dipindahkan ke fasilitas penahanan Camp Cropper militer AS dekat bandara Baghdad atau ke pusat penahanan Camp Taju yang ditangani Irak utara Baghdad.

Kebijakan AS menahan para tersangka tanpa diadili menjadi pusat kemarahan besar di kalangan rakyat Irak, terutama kelompok Arab Sunni yang merupakan 80 persen dari para tahanan itu.(*)