MRT akan gandeng "start up" kembangkan ekosistem digital
11 Juni 2020 22:41 WIB
Prajurit TNI AD (kiri) berjaga di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu (27/5/2020). TNI-Polri mulai Selasa (26/5) menggelar pendisiplinan protokol kesehatan di 1.800 titik sarana publik yang berada di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang bertujuan untuk menegakkan disiplin dan protokol kesehatan masyarakat saat pelaksanaan aktivitas normal baru di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Jakarta (ANTARA) - MRT Jakarta akan menggandeng perusahaan rintisan (start up) sebagai strategi bisnis baru untuk mengembangkan ekosistem digital melalui fasilitas-fasilitas milik perusahaan itu melalui program bernama "MRTJ accel".
"Jadi kami mengajak 'start up' lokal untuk berkolaborasi dengan MRTJ dengan mengembangkan ekosistem digital di sepanjang fasilitas MRT Jakarta dan kawasan TOD (Kawasan terintegrasi) MRT Jakarta," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam paparannya terkait strategi bisnis MRT Jakarta menyongsong normal baru dalam diskusi virtual, di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, program ini saling menguntungkan bagi kedua pihak. Bagi mereka karena dapat mengembangkan bisnis pakai fasilitas MRT Jakarta, sedangkan bagi MRT Jakarta akan mendapatkan pendapatan dari selain bisnis utama.
Baca juga: MRTJ akan buat "coworking space" untuk dongkrak pendapatan
Seperti diketahui perusahaan rintisan adalah perusahaan yang terbilang baru dan berbasis digital sehingga masih membutuhkan pengembangan-pengembangan untuk menghasilkan keuntungan dan saat ini muncul dengan pesat beriringan dengan perkembangan teknologi.
Keberadaan perusahaan rintisan ini dinilai MRT Jakarta sebagai peluang yang dapat membantu pendapatan dari penjualan nontiket (nonfarebox).
William mengatakan perusahaan rintisan yang ingin terlibat dalam program 'MRTJ accel' itu dapat mendaftarkan perusahaannya secara daring ke situs accel.jakartamrt.co.id yang telah dibuka sejak 8 Juni hingga 10 Juli 2020.
Jika berhasil melewati proses seleksi, nantinya para tim dari perusahaan rintisan itu akan mendapatkan pelatihan dari para pendiri "start up" yang sudah terkenal seperti BukaLapak serta BeliMobilGue.
Baca juga: MRT Jakarta siapkan ruang isolasi khusus
"Mungkin pada Agustus-September 2020, kita sudah bisa lihat hasilnya di fasilitas-fasilitas MRT karya dari para 'start up' terpilih," kata William.
Di era normal baru, MRT Jakarta akan mengubah model bisnisnya yang sebelumnya hanya berbasis pada pendapatan penjualan tiket, akan merambah pada pendapatan dari nonpenjualan tiket.
"Jadi kami mengajak 'start up' lokal untuk berkolaborasi dengan MRTJ dengan mengembangkan ekosistem digital di sepanjang fasilitas MRT Jakarta dan kawasan TOD (Kawasan terintegrasi) MRT Jakarta," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam paparannya terkait strategi bisnis MRT Jakarta menyongsong normal baru dalam diskusi virtual, di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, program ini saling menguntungkan bagi kedua pihak. Bagi mereka karena dapat mengembangkan bisnis pakai fasilitas MRT Jakarta, sedangkan bagi MRT Jakarta akan mendapatkan pendapatan dari selain bisnis utama.
Baca juga: MRTJ akan buat "coworking space" untuk dongkrak pendapatan
Seperti diketahui perusahaan rintisan adalah perusahaan yang terbilang baru dan berbasis digital sehingga masih membutuhkan pengembangan-pengembangan untuk menghasilkan keuntungan dan saat ini muncul dengan pesat beriringan dengan perkembangan teknologi.
Keberadaan perusahaan rintisan ini dinilai MRT Jakarta sebagai peluang yang dapat membantu pendapatan dari penjualan nontiket (nonfarebox).
William mengatakan perusahaan rintisan yang ingin terlibat dalam program 'MRTJ accel' itu dapat mendaftarkan perusahaannya secara daring ke situs accel.jakartamrt.co.id yang telah dibuka sejak 8 Juni hingga 10 Juli 2020.
Jika berhasil melewati proses seleksi, nantinya para tim dari perusahaan rintisan itu akan mendapatkan pelatihan dari para pendiri "start up" yang sudah terkenal seperti BukaLapak serta BeliMobilGue.
Baca juga: MRT Jakarta siapkan ruang isolasi khusus
"Mungkin pada Agustus-September 2020, kita sudah bisa lihat hasilnya di fasilitas-fasilitas MRT karya dari para 'start up' terpilih," kata William.
Di era normal baru, MRT Jakarta akan mengubah model bisnisnya yang sebelumnya hanya berbasis pada pendapatan penjualan tiket, akan merambah pada pendapatan dari nonpenjualan tiket.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: