Jakarta (ANTARA News) - Malaysia berharap perburuan pemerintah Indonesia terhadap gembong teroris warga negara Malaysia Noordin M Top berhasil, kata Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman dalam konferensi pers sesaat setelah pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda.

"Walaupun Noordin adalah warga negara Malaysia, namun karena disinyalir dia berada di wilayah Indonesia, kami mempercayakan penangkapan buronan ini sepenuhnya kepada aparat kepolisian Indonesia," ujar Anifah di kantor Departemen Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, jika Noordin M Top tertangkap di Indonesia pihaknya berjanji tidak akan mengintervensi terlalu jauh penegakan hukum terhadap gembong teroris tersebut.

"Kami akan menghormati kedaulatan Indonesia," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda menyatakan, Indonesia dan negara anggota ASEAN lain telah lama mengadakan kerjasama dalam bidang penumpasan aksi terorisme.

Beberapa bentuk kerjasama yang dilakukan, ujar menlu, antara lain "capacity building", berbagi informasi intelijen dan bila perlu melakukan operasi bersama.

""Kepolisian Indonesia dan Diraja Malaysia selalu bekerjasama dalam usaha menumpas terorisme. Namun, karena keberadaan Noordin M Top kini di Indonesia, hal ini menjadi tugas Kepolisian Indonesia untuk mengejar dan menangkapnya," kata Hassan.

Densus 88 Mabes Polri melakukan penyergapan di rumah Susilo alias Adeb pada Rabu (16/9) malam hingga Kamis pagi di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah karena diduga menjadi tempat persembunyian teroris.

Pada penyergapan tersebut terjadi baku tembak selama sekitar tujuh jam dan ledakan sebanyak dua kali yang mengakibatkan rumah Susilo hangus terbakar.

Sampai saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi tentang penyergapan yang disertai tembakan dan ledakan itu. Disinyalir penyergapan itu mengakibatkan empat orang meninggal serta tiga orang ditangkap hidup-hidup.

Satu jenazah ditemukan dalam keadaan hancur di rumah tersebut yang diduga akibat ledakan bom. Di dalam rumah tersebut, polisi juga menemukan berkarung-karung bahan peledak serta senjata api.

Penggerebekan di Mojosongo ini mengingatkan peristiwa serupa bulan Agustus 2009 di rumah Muhdjahri, Desa Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang berakhir dengan tewasnya Ibrohim, salah satu pelaku aksi terorisme di Indonesia. (*)