Jakarta (ANTARA) - Petenis Amerika Serikat Danielle Collins mengecam petenis nomor satu dunia Novak Djokovic yang menentang protokol COVID-19 yang diajukan penyelenggara US Open, dengan menyatakan para petenis harus mendatangkan kembali uang.

Turnamen Grand Slam lapangan keras itu dijadwalkan mulai 31 Agustus dan Djokovic menyatakan "mustahil" bermain di bawah protokol yang membatasi pemain pergi ke hotel hanya ditemani seorang staf pendukung.

Juara Grand Slam 17 kali itu belum lama ini mendesak para pemain untuk turut menyumbangkan dana guna membantu para petenis berperingkat rendah yang terdampak lockdown sejak awal Maret silam.

"Ini luar benar-benar kontradiktif," kata Collins yang semifinalis Australian Open 2019, via Instagram. "Tidak ada yang bisa bermain pada event yang terhenti atau mencetak uang sejak Februari."


Baca juga: Asosiasi tenis Amerika Serikat pangkas 110 pekerjaan akibat pandemi

Baca juga: Djokovic khawatir protokol US Open terlalu ketat dan mustahil


"Ini kesempatan besar untuk para pemain guna memulai lagi menghasilkan uang, dan di sini kita punya pemain top dunia yang cuma berkata hanya mampu membawa satu orang bersama dia sebagai hal yang sangat sulit."

Collins mendesak yang mengetuai dewan pemain-pemain putra ATP Tour agar mendukung panitia penyelenggara US Open.

AS masih dililit pandemi virus corona dan unjuk rasa anti rasisme menyusul kematian pria kulit hitam George Floyd di tangan seorang polisi kulit putih.

Namun petenis Australia Nick Kyrgios berbeda pandangan dengan Collins dengan menyatakan US Open harusnya ditangguhkan.

Kyrgios menyebut keputusan melanjutkan US Open sebagai egoistis. "Sudah jelas ada Covid, tetapi juga ada kerusuhan, kita bersama perlu mengatasi tantangan-tantangan ini sebelum tenis digulirkan lagi, menurut saya."

Baca juga: Rafael Nadal ogah ikut turnamen jika situasi belum aman