Luhut diskusi soal kebijakan ekonomi dengan dosen senior UI
11 Juni 2020 17:10 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kehadiran dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Dr. Djamester Simarmata di kantornya, Kamis (11/6/2020). ANTARA/Facebook Luhut Binsar Pandjaitan/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kehadiran dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Dr. Djamester Simarmata di kantornya, Kamis, dalam rangka bertukar pikiran dan pandangan terkait berbagai hal terkait kebijakan ekonomi Indonesia.
Dalam unggahan di media sosial resminya, Luhut mengungkapkan diskusi berjalan cukup baik, dan Djamester memaparkan hasil pemikiran selama ini mengenai utang Indonesia.
"Pak Djamester memberikan analisis yang saya pikir cukup hebat, jika ada perdebatan di dalam teori itu hal yang lumrah saja, saran dan masukan dari Pak Djamester sangat baik. Saya senang sekali bisa berdiskusi dan beradu argumentasi secara ilmiah seperti ini, bukan debat kusir yang tidak jelas titik temunya di mana," katanya.
Baca juga: Luhut: China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan
Luhut mengaku sangat menghormati Djamester yang menguji teori dengan data yang ada. Ia pun meminta agar dosen senior itu tidak hanya sekali datang berdiskusi. Ia berharap akan ada pertemuan berkala agar pihaknya bisa mendapat masukan yang bermanfaat bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia.
"Kita bisa diskusi panjang lebar, saling melempar kritik dan saran tentang tantangan khususnya di sektor ekonomi Indonesia saat ini. Saya tekankan kepada beliau bahwa kami semua benar-benar bekerja dengan hati sebagai pemangku kebijakan, karena kita bersingungan langsung dengan kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Sementara Pak Djamester bisa bekerja untuk terus menyuarakan dan memberikan nasihat serta wejangan kepada kami semua di Pemerintahan Presiden Joko Widodo," katanya.
Luhut juga berharap bisa terus melanjutkan dan terbiasa melakukan kebiasaan baik untuk berdiskusi, berdialektika, bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
Baca juga: Kemenko Kemaritiman buka pengaduan masyarakat soal layanan PLN
Hal itu sesuai nilai-nilai dasar negara Pancasila dan UUD 1945 yang sangat menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.
"Seperti diskusi yang cukup konstruktif terjadi hari ini , tidak ada yang mencari panggung sama sekali dan tidak ada yang menang atau kalah dalam adu argumentasi hari ini. Tetapi kami sepakat pada satu hal, semua boleh bicara apapun untuk mengkritik pemerintah asalkan menggunakan data yang dapat diuji bersama-sama," pungkasnya.
Dalam unggahan di media sosial resminya, Luhut mengungkapkan diskusi berjalan cukup baik, dan Djamester memaparkan hasil pemikiran selama ini mengenai utang Indonesia.
"Pak Djamester memberikan analisis yang saya pikir cukup hebat, jika ada perdebatan di dalam teori itu hal yang lumrah saja, saran dan masukan dari Pak Djamester sangat baik. Saya senang sekali bisa berdiskusi dan beradu argumentasi secara ilmiah seperti ini, bukan debat kusir yang tidak jelas titik temunya di mana," katanya.
Baca juga: Luhut: China kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan
Luhut mengaku sangat menghormati Djamester yang menguji teori dengan data yang ada. Ia pun meminta agar dosen senior itu tidak hanya sekali datang berdiskusi. Ia berharap akan ada pertemuan berkala agar pihaknya bisa mendapat masukan yang bermanfaat bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia.
"Kita bisa diskusi panjang lebar, saling melempar kritik dan saran tentang tantangan khususnya di sektor ekonomi Indonesia saat ini. Saya tekankan kepada beliau bahwa kami semua benar-benar bekerja dengan hati sebagai pemangku kebijakan, karena kita bersingungan langsung dengan kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Sementara Pak Djamester bisa bekerja untuk terus menyuarakan dan memberikan nasihat serta wejangan kepada kami semua di Pemerintahan Presiden Joko Widodo," katanya.
Luhut juga berharap bisa terus melanjutkan dan terbiasa melakukan kebiasaan baik untuk berdiskusi, berdialektika, bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
Baca juga: Kemenko Kemaritiman buka pengaduan masyarakat soal layanan PLN
Hal itu sesuai nilai-nilai dasar negara Pancasila dan UUD 1945 yang sangat menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.
"Seperti diskusi yang cukup konstruktif terjadi hari ini , tidak ada yang mencari panggung sama sekali dan tidak ada yang menang atau kalah dalam adu argumentasi hari ini. Tetapi kami sepakat pada satu hal, semua boleh bicara apapun untuk mengkritik pemerintah asalkan menggunakan data yang dapat diuji bersama-sama," pungkasnya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: