Surabaya (ANTARA News) - Nasabah Bank Century Surabaya menolak dua usulan nama dan logo baru yang diajukan manajemen bank bermasalah tersebut karena mereka menilai image bank itu tidak akan berubah meskipun ganti nama.

Koordinator Paguyuban Nasabah Bank Century Surabaya, Edo Abdurahman, menyatakan, perubahan nama dan logo tersebut tidak akan merubah kepercayaan masyarakat.

"Meski ganti nama hingga ribuan kali, ganti baju atau ganti personil, selama masalah yang ada belum selesai ya sama saja. Buktinya, hingga kini uang kami belum dikembalikan sepeserpun," ujarnya, di Surabaya, Rabu.

Di sisi lain, ia menengarai, saat ini pihak Century telah menggunakan orang yang diduga preman untuk melakukan pendekatan ke nasabah agar masalah yang ada segera dinetralisir.

"Selama ini, kami pernah ditemui orang yang mengaku dapat kuasa dari pihak Century. Kemungkinan, mereka itu preman yang disewa dari Jakarta," katanya.

"Assistant Director" PT Bank Century, Umar Ulin Lega, menjelaskan, rencananya akhir tahun ini bank itu siap berganti nama menjadi Mutiara Bank atau Berlian Bank. Opsi ganti nama dan logo tersebut ibarat anak yang sakit-sakitan, maka orang tuanya wajib mengambil kebijakan itu.

"Mungkin si anak terlalu berat dengan namanya atau nama tersebut dianggap tidak hoki lagi, jadi perlu diganti," katanya.

Ia mengaku, pemulihan "image" pascaganti nama itu memang membutuhkan sosialisasi lama. Namun, ia optimistis dengan wajah baru tersebut kepercayaan publik bisa kembali. Di samping dua nama tersebut, ada banyak usulan nama pengganti. Nama Mutiara atau Berlian dipilih karena keduanya adalah perhiasan kecil yang mahal.

"Walau bank kecil tetapi harapannya ingin terus tumbuh dan bersinar," katanya.

Secara internal, ia sudah melakukan banyak pembenahan untuk mengembalikan kepercayaan publik. Dengan cara itu, ia berharap bisa mengembalikan dana `bailout` dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) senilai Rp6,7 triliun.

"Selain merencanakan ganti nama dan logo, bank ini diwacanakan akan dijual. LPS memiliki wacana untuk menjual Bank Century pada tahun 2011. Namun, hal tersebut akan terjadi jika kinerja bank ini tidak segera membaik," katanya.

Sebelumnya, akibat gagal kliring pada awal 2009 dan diambil alih oleh LPS, Bank Century mencatat kenaikan rasio kecukupan modal (CAR) dari minus 22,29 persen pada akhir semester II tahun 2008 menjadi 8,25 persen pada akhir semester I/2009.

Sementara, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh dari Rp5,58 triliun menjadi Rp6,62 triliun. Namun, pertumbuhan penyaluran kredit cukup lambat yakni dari Rp4,76 triliun turun menjadi Rp4,36 triliun. Apalagi, tingkat kredit macet "Non Performing Loan/NPL" dari 10,42 persen turun menjadi 7,30 persen.
(*)