Pemerintah jelaskan penyebab lonjakan penambahan kasus COVID-19
11 Juni 2020 15:16 WIB
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Jakarta. (ANTARA/HO/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menjelaskan kenaikan signifikan kasus positif virus corona baru dalam beberapa hari terakhir karena peningkatan kapasitas uji spesimen dari hasil pelacakan kontak dekat pasien.
Gugus Tugas COVID-19 berpendapat kenaikan pesat kasus positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, tidak bisa langsung dikaitkan dengan potensi terjadinya gelombang kedua COVID-19.
“Perhitungan yang kami observasi hingga hari ini, kami percayai sebagai hasil dari peningkatan kapasitas Indonesia untuk melakukan tes. Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan utama meningkatkan pelacakan, dan juga disebabkan penemuan kasus aktif,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat telekonferensi pers reguler berbahasa Inggris di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Ngawi Jatim bertambah menjadi 16 orang
“Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya sekadar mengaitkan pertambahan dengan gelombang kedua penularan virus,” ia menambahkan.
Wiku mengatakan pemerintah telah berhasil mencapai target pertama peningkatan kapasitas uji spesimen sebanyak 10 ribu sampel per hari. Bahkan, Indonesia pernah mengetes 14 ribu sampel spesimen per hari untuk diagnosa COVID-19. Kini pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas uji spesimen menjadi 20 ribu per hari.
“Saat ini lebih banyak laboratorium dan universitas yang mampu melakukan tes,” ujar dia.
Wiku mengatakan akan lebih akurat untuk melihat perkembangan kasus COVID-19 berdasarkan data masing-masing daerah. Terdapat daerah yang sudah sangat membaik dan masuk dalam kategori zona kuning, zona hijau, namun memang masih terdapat yang tercatat sebagai zona merah.
“Untuk menangani wabah, juga tergantung dengan respon dan manajemen daerah setempat, agar mampu memenuhi kebutuhan dasar di lapangan,” ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, Selasa (9/6) dan Rabu (10/6), Indonesia berturut-turut mencatat rekor tertinggi penambahan kasus COVID-19 dalam waktu 24 jam.
Berdasarkan data Gugus Tugas, pada Selasa, terdapat 1.043 kasus baru COVID-19. Jumlah kasus baru ini merupakan yang pertama kalinya menembus angka lebih dari 1.000 kasus dalam sehari. Kemudian, pada Rabu tercatat penambahan 1.241 kasus baru COVID-19 dalam waktu satu hari saja.
Dua kali penambahan mencapai 1.000 kasus positif ini merupakan yang tertinggi, terhitung sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020.
Baca juga: Wapres: 2 tantangan besar akibat pandemi harus ditangani bersamaan
Baca juga: Kampus wajib terapkan protokol kesehatan ketat di masa normal baru
Baca juga: 13 staf klinis QIM Batang dinyatakan sembuh dari COVID-19
Gugus Tugas COVID-19 berpendapat kenaikan pesat kasus positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, tidak bisa langsung dikaitkan dengan potensi terjadinya gelombang kedua COVID-19.
“Perhitungan yang kami observasi hingga hari ini, kami percayai sebagai hasil dari peningkatan kapasitas Indonesia untuk melakukan tes. Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan utama meningkatkan pelacakan, dan juga disebabkan penemuan kasus aktif,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat telekonferensi pers reguler berbahasa Inggris di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Ngawi Jatim bertambah menjadi 16 orang
“Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya sekadar mengaitkan pertambahan dengan gelombang kedua penularan virus,” ia menambahkan.
Wiku mengatakan pemerintah telah berhasil mencapai target pertama peningkatan kapasitas uji spesimen sebanyak 10 ribu sampel per hari. Bahkan, Indonesia pernah mengetes 14 ribu sampel spesimen per hari untuk diagnosa COVID-19. Kini pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas uji spesimen menjadi 20 ribu per hari.
“Saat ini lebih banyak laboratorium dan universitas yang mampu melakukan tes,” ujar dia.
Wiku mengatakan akan lebih akurat untuk melihat perkembangan kasus COVID-19 berdasarkan data masing-masing daerah. Terdapat daerah yang sudah sangat membaik dan masuk dalam kategori zona kuning, zona hijau, namun memang masih terdapat yang tercatat sebagai zona merah.
“Untuk menangani wabah, juga tergantung dengan respon dan manajemen daerah setempat, agar mampu memenuhi kebutuhan dasar di lapangan,” ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, Selasa (9/6) dan Rabu (10/6), Indonesia berturut-turut mencatat rekor tertinggi penambahan kasus COVID-19 dalam waktu 24 jam.
Berdasarkan data Gugus Tugas, pada Selasa, terdapat 1.043 kasus baru COVID-19. Jumlah kasus baru ini merupakan yang pertama kalinya menembus angka lebih dari 1.000 kasus dalam sehari. Kemudian, pada Rabu tercatat penambahan 1.241 kasus baru COVID-19 dalam waktu satu hari saja.
Dua kali penambahan mencapai 1.000 kasus positif ini merupakan yang tertinggi, terhitung sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020.
Baca juga: Wapres: 2 tantangan besar akibat pandemi harus ditangani bersamaan
Baca juga: Kampus wajib terapkan protokol kesehatan ketat di masa normal baru
Baca juga: 13 staf klinis QIM Batang dinyatakan sembuh dari COVID-19
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: