Wali Kota: RS di Bogor terindikasi sumber baru penularan COVID-19
10 Juni 2020 20:49 WIB
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor direkomendasikan menjadi rumah sakit rujukan perawatan pasien kasus COVID-19 di Kota Bogor, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Bogor)
Bogor, Jabar (ANTARA) - Wali Kota Bogor, Jawa Barat Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa rumah sakit tempat perawatan pasien kasus positif COVID--19 di "Kota Hujan" itu diindikasikan menjadi sumber atau tempat penularan baru kasus positif COVID-19.
Pernyataan itu disampaikannya pada konferensi video "Youtube Live" di Balai Kota Bogor, Rabu, saat menyampaikan kabar adanya tambahan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor sebanyak 16 kasus pada hari ini.
Menurut dia tambahan kasus positif COVID-19 yang sangat tinggi ini, setelah diurai dan dilacak, sebagian besar indikasi penularanya di rumah sakit, yakni rumah sakit tempat perawatan pasien positif virus corona jenis baru penuebab COVID-19 itu.
"Ada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan pasien COVID-19 di Kota Bogor yang diduga menjadi potensi tempat penularan dari 16 kasus baru positif COVID-19 hari ini," katanya.
Ia menjelaskan saat ini ada 59 kasus positif Covid-19 yang sedang ditangani oleh rumah sakit. Sebanyak 21 kasus positif diisolasi ruang perawatan di rumah sakit dan 38 kasus positif lainnya diisolasi secara mandiri.
Setelah dilakukan pelacakan, kata dia, maka semua pasien kasus positif COVID-19 diarahkan untuk diisolasi ruang perawatan di rumah sakit. "Ini untuk memastikan dilakukan perawatan dengan pengawasan secara ketat," katanya.
"Saya perintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk menguatkan audit protokol kesehatan di rumah sakit dan puskesmas di Kota Bogor," katanya.
Wali Kota menyebut salah satu potensi penularan kasus COVID-19 lainnya adalah bersumber dari salah satu dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. Untuk itu, langkah antisipasi yang dilakukan dengan menguatkan penerapan protokol kesehatan di dinas-dinas di Pemerintah Kota Bogor.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, juga akan melakukan pengawasan secara ketat di kantor-kantor dinas pemerintahan agar tidak ada potensi tambahan pasien posotif COVID-19.
"Kondisi seperti ini kita harus terus disikapi dengan peningkatkan disiplin dan prokotol kesehatan di semua tempat," katanya.
Ia menegaskan untuk mengantisipasi penularan COVID-19 kuncinya adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan, yakni dengan selalu memakai masker, menjaga jarak fisik, serta rajin mencuci tangan dengan sabun.
Semua pihak diingatkan harus betul-betul meningkatkan protokol kesehatan. "Kita tidak ingin ada lagi tambahan kasus positif COVID-19," demikian Bima Arya Sugiarto.
Baca juga: Ada pasien positif berinteraksi dengan tetangga, Kadinkes Bogor kaget
Baca juga: Wali Kota Bogor diisolasi di RSUD, positif COVID-19
Baca juga: RSUD Kota Bogor buka lagi layanan untuk pasien non-COVID-19
Pernyataan itu disampaikannya pada konferensi video "Youtube Live" di Balai Kota Bogor, Rabu, saat menyampaikan kabar adanya tambahan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor sebanyak 16 kasus pada hari ini.
Menurut dia tambahan kasus positif COVID-19 yang sangat tinggi ini, setelah diurai dan dilacak, sebagian besar indikasi penularanya di rumah sakit, yakni rumah sakit tempat perawatan pasien positif virus corona jenis baru penuebab COVID-19 itu.
"Ada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan pasien COVID-19 di Kota Bogor yang diduga menjadi potensi tempat penularan dari 16 kasus baru positif COVID-19 hari ini," katanya.
Ia menjelaskan saat ini ada 59 kasus positif Covid-19 yang sedang ditangani oleh rumah sakit. Sebanyak 21 kasus positif diisolasi ruang perawatan di rumah sakit dan 38 kasus positif lainnya diisolasi secara mandiri.
Setelah dilakukan pelacakan, kata dia, maka semua pasien kasus positif COVID-19 diarahkan untuk diisolasi ruang perawatan di rumah sakit. "Ini untuk memastikan dilakukan perawatan dengan pengawasan secara ketat," katanya.
"Saya perintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk menguatkan audit protokol kesehatan di rumah sakit dan puskesmas di Kota Bogor," katanya.
Wali Kota menyebut salah satu potensi penularan kasus COVID-19 lainnya adalah bersumber dari salah satu dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. Untuk itu, langkah antisipasi yang dilakukan dengan menguatkan penerapan protokol kesehatan di dinas-dinas di Pemerintah Kota Bogor.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, juga akan melakukan pengawasan secara ketat di kantor-kantor dinas pemerintahan agar tidak ada potensi tambahan pasien posotif COVID-19.
"Kondisi seperti ini kita harus terus disikapi dengan peningkatkan disiplin dan prokotol kesehatan di semua tempat," katanya.
Ia menegaskan untuk mengantisipasi penularan COVID-19 kuncinya adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Protokol kesehatan harus lebih ditingkatkan, yakni dengan selalu memakai masker, menjaga jarak fisik, serta rajin mencuci tangan dengan sabun.
Semua pihak diingatkan harus betul-betul meningkatkan protokol kesehatan. "Kita tidak ingin ada lagi tambahan kasus positif COVID-19," demikian Bima Arya Sugiarto.
Baca juga: Ada pasien positif berinteraksi dengan tetangga, Kadinkes Bogor kaget
Baca juga: Wali Kota Bogor diisolasi di RSUD, positif COVID-19
Baca juga: RSUD Kota Bogor buka lagi layanan untuk pasien non-COVID-19
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: