Jakarta (ANTARA) - Pelatnas balap sepeda nomor BMX melakukan tes peak power di Banyuwangi untuk memantau kondisi para atlet, terutama setelah mereka selama tiga bulan tidak berlatih penuh akibat pandemi COVID-19.

"Rutinitas (peak power) itu mestinya tiap bulan ada, cuma karena keterbatasan peralatan, saya bawa peralatan itu sebenarnya punya track," kata pelatih kepala timnas balap sepeda Dadang Haris Purnomo saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

"Sampai saat ini BMX belum ada. Makanya saya coba lihat kondisi anak-anak yang sudah tiga bulan. Saya ingin lihat performance anak-anak bagaimana."

"Anak-anak tiga bulan tidak pernah latihan weight training. Hampir tiga bulan off karena fitness centre di Banyuwangi tutup. Saya perlu tahu seberapa sih penurunan (kondisi) anak-anak," imbuhnya.

Baca juga: BMX berpeluang ke Olimpiade, trek masih tunggu keputusan UCI

Terdapat enam atlet BMX yang mengikuti tes tersebut. Mereka adalah I Gusti Bagus Saputra, Rio Akbar, Toni Syarifudin, Pasha, Jasmine Azzahra, dan Amellya Nur Sifa.

Adapun pengukuran dilakukan dengan menggunakan sepeda statis Wattbike Model B, dan kemudian para atlet bergantian mengayuh sepeda itu sekencang mungkin dalam tempo enam detik.

Dadang menuturkan bahwa keenam atlet tersebut kini harus berlatih dengan segala keterbatasan, terutama karena tempat-tempat pusat kebugaran di Banyuwangi tutup akibat pandemi COVID-19.

Ia pun belum bisa menjelaskan rencana pelatihan selanjutnya, terutama terkait dengan Olimpiade Tokyo, karena pandemi COVID-19 telah menggagalkan sejumlah turnamen yang mestinya dapat diikuti oleh tim.

Baca juga: PB ISSI tunda kejuaraan BMX internasional karena virus corona
Baca juga: Bagus Saputra jaga asa menuju Olimpiade 2020 usai juarai Kejurnas BMX
Baca juga: PB ISSI fokus siapkan atlet muda untuk Olimpiade 2032