Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa gempa tektonik di Laut Maluku pada Senin pukul 09.34 WIB terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.
"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers BMKG di Jakarta, Senin.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa tersebut dengan magnitudo 5,1 itu berada di laut pada kedalaman 76 km di koordinat 0,46 LS dan 124,31 BT, 98 km arah selatan Kota Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara.
Menurut BMKG, getaran akibat gempa tersebut antara lain dirasakan di Gorontalo, Bitung, Minahasa, Bolaang Mongondow, Kotamobagu, dan Taliabu.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak gempa tersebut, yang menurut hasil pemodelan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Daryono menjelaskan, Laut Maluku termasuk wilayah yang rawan mengalami gempa dan tsunami.
Menurut BMKG, di sekitar pusat gempa di Laut Maluku pada Senin pernah terjadi beberapa gempa kuat dan merusak tahun 1845, 1857, 1941, dan 2004. Di antara gempa yang terjadi selama kurun itu ada yang memicu tsunami.
Baca juga:
Waspadai gelombang tinggi empat meter di Laut Maluku
Gempa di Maluku Utara akibat subduksi lempeng Laut Filipina
Aktivitas subduksi lempeng picu gempa di Laut Maluku
8 Juni 2020 11:48 WIB
Ilustrasi--Seismograf untuk mendeteksi getaran gempa bumi. (ANTARA/Shutterstock/pri)
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: