Target PAD Surabaya direvisi dampak COVID-19
8 Juni 2020 07:55 WIB
Seorang karyawan menata tempat tidur disalah satu kamar superior hotel bintang tiga di Surabaya, Jawa Timur. (Antara Jatim/M Risyal Hidayat/mas)
Surabaya (ANTARA) - Target pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya, Jawa Timur, tahun anggaran 2020 perlu direvisi sebagai dampak adanya wabah virus corona jenis baru (COVID-19).
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma, di Surabaya, Senin, mengatakan revisi target PAD hanya bisa dilakukan pada saat pembahasan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD Surabaya 2020.
"Harus direvisi, tapi harus melihat dulu kondisi di lapangan," kata William yang juga Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Surabaya ini.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang terjadi selama kurang lebih tiga bulan ini cukup memukul perekonomian di Surabaya sehingga berujung pada menurunya PAD yang diperkirakan hingga 50 persen.
William mengatakan dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid I hingga III di Surabaya, perolehan PAD Surabaya turun karena pajak hotel dan restoran berkurang banyak karena hampir tidak ada pengunjung hotel dan juga untuk restoran atau depot tak seramai sebelum COVID-19.
Pemkot Surabaya sebelumnya mematok target perolehan PAD Surabaya 2020 sebesar Rp9,08 triliun. Hal ini setelah realisasi PAD Surabaya pada tahun anggaran 2019 melebihi target yang semula ditargetkan Rp8,73 triliun namun terealisasi Rp8,76 triliun.
Untuk memulihkan perekonomian Surabaya, kata dia, langkah-langkah apa yang harus dilakukan Pemkot saat normal baru salah satunya Pemkot Surabaya harus mengadakan promo pariwisata, seperti halnya dengan mengadakan big sale atau cuci gudang serta parade budaya atau kegiatan-kegiatan budaya yang menarik wisatawan.
"Namun harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat karena pengumpulan massa juga tidak memungkinkan dilakukan pada saat seperti ini," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan anggota Komisi A DPRD Surabaya, Josiah Michael. Ia menilai revisi target PAD perlu dilakukan. Hanya saja, lanjut dia, pihaknya melihat perkembangan setelah PSBB jilid III yang akan berakhir 8 Juni.
"Pembahasan anggaran kan mulai Juni," katanya.
Sementara Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah (BPKPD) Kota Surabaya Yusron Sumartono mengatakan akibat COVID-19, Pemkot Surabaya memang banyak kehilangan pendapatan dari pajak hotel dan restoran.
"Nanti target PAD Surabaya akan direvisi di PAK, Juli," katanya.
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma, di Surabaya, Senin, mengatakan revisi target PAD hanya bisa dilakukan pada saat pembahasan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD Surabaya 2020.
"Harus direvisi, tapi harus melihat dulu kondisi di lapangan," kata William yang juga Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Surabaya ini.
Menurut dia, pandemi COVID-19 yang terjadi selama kurang lebih tiga bulan ini cukup memukul perekonomian di Surabaya sehingga berujung pada menurunya PAD yang diperkirakan hingga 50 persen.
William mengatakan dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid I hingga III di Surabaya, perolehan PAD Surabaya turun karena pajak hotel dan restoran berkurang banyak karena hampir tidak ada pengunjung hotel dan juga untuk restoran atau depot tak seramai sebelum COVID-19.
Pemkot Surabaya sebelumnya mematok target perolehan PAD Surabaya 2020 sebesar Rp9,08 triliun. Hal ini setelah realisasi PAD Surabaya pada tahun anggaran 2019 melebihi target yang semula ditargetkan Rp8,73 triliun namun terealisasi Rp8,76 triliun.
Untuk memulihkan perekonomian Surabaya, kata dia, langkah-langkah apa yang harus dilakukan Pemkot saat normal baru salah satunya Pemkot Surabaya harus mengadakan promo pariwisata, seperti halnya dengan mengadakan big sale atau cuci gudang serta parade budaya atau kegiatan-kegiatan budaya yang menarik wisatawan.
"Namun harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat karena pengumpulan massa juga tidak memungkinkan dilakukan pada saat seperti ini," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan anggota Komisi A DPRD Surabaya, Josiah Michael. Ia menilai revisi target PAD perlu dilakukan. Hanya saja, lanjut dia, pihaknya melihat perkembangan setelah PSBB jilid III yang akan berakhir 8 Juni.
"Pembahasan anggaran kan mulai Juni," katanya.
Sementara Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah (BPKPD) Kota Surabaya Yusron Sumartono mengatakan akibat COVID-19, Pemkot Surabaya memang banyak kehilangan pendapatan dari pajak hotel dan restoran.
"Nanti target PAD Surabaya akan direvisi di PAK, Juli," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: