Ketua dewan kota di Taiwan bunuh diri usai wali kota dilengserkan
7 Juni 2020 16:34 WIB
Pendukung kandidat dari Partai Kuomintang Han Kuo-yu menangis, setelah ia mengakui kekalahannya pada pemilihan pemimpin, di Kaohsiung, Taiwan, Sabtu (11/1/2020). ANTARA/REUTERS/Ann Wang/tm/am.
Taipei (ANTARA) - Ketua dewan Kota Kaohsiung, Hsu Kun-yuan (63), melakukan bunuh diri pada Sabtu (6/6) malam, usai wali kota yang ia puja dilengserkan dari jabatan melalui pemungutan suara oleh rakyat.
Pihak kepolisian menyebut Hsu melompat dari apartemennya hingga meninggal dunia, beberapa jam setelah pengumuman kekalahan Wali kota Kaohsiung, Han Kuo-yu, dalam pemungutan suara. Namun, kasus itu masih diselidiki lebih lanjut.
Baik Hsu maupun Han berasal dari partai oposisi Kuomintang, yang menjalin hubungan dekat dengan pemerintah China.
Hsu adalah pendukung kuat Han.
Han sendiri menuduh partai berkuasa, Partai Progresif Demokratik, membuat citra dirinya buruk untuk melengserkan dia dari jabatan wali kota. Dia juga sempat menjadi kandidat pemimpin Taiwan dari Partai Kuomintang dan dikalahkan oleh Tsai Ing-wen dalam pemilihan pemimpin pada Januari.
Pemungutan suara untuk melengserkan Han dilakukan atas ketegangan yang berlanjut antara Taiwan dengan China, yang menganggap Taiwan merupakan bagian dari negaranya yang dapat diambil alih jika diperlukan.
Dalam unggahan di Facebook resminya, Han menulis, "Saya amat sangat berduka, dan tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan hati saya."
Pemimpin Partai Kuomintang Johnny Chiang, yang baru menjabat setelah kekalahan dalam pemilihan umum dan menjanjikan pemeriksaan internal di partainya --termasuk mempertimbangkan ulang kebijakan untuk mendekat ke pemerintah China, menyampaikan duka cita atas kematian Hsu.
"Kepergian yang mendadak ini membuat kami khawatir dengan konflik sosial yang mungkin meningkat," kata dia.
Sementara itu, Partai Progresif Demokratik menyatakan merasa terkejut dengan kabar kematian Hsu, serta meminta masyarakat tidak berspekulasi mengenai kejadian bunuh diri tersebut hingga polisi menyelesaikan penyelidikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: China mungkin akan serang Taiwan untuk hentikan kemerdekaan
Baca juga: China dorong rakyat Taiwan dukung reunifikasi
Baca juga: Taiwan janjikan bantuan yang diperlukan untuk rakyat Hong Kong
Pihak kepolisian menyebut Hsu melompat dari apartemennya hingga meninggal dunia, beberapa jam setelah pengumuman kekalahan Wali kota Kaohsiung, Han Kuo-yu, dalam pemungutan suara. Namun, kasus itu masih diselidiki lebih lanjut.
Baik Hsu maupun Han berasal dari partai oposisi Kuomintang, yang menjalin hubungan dekat dengan pemerintah China.
Hsu adalah pendukung kuat Han.
Han sendiri menuduh partai berkuasa, Partai Progresif Demokratik, membuat citra dirinya buruk untuk melengserkan dia dari jabatan wali kota. Dia juga sempat menjadi kandidat pemimpin Taiwan dari Partai Kuomintang dan dikalahkan oleh Tsai Ing-wen dalam pemilihan pemimpin pada Januari.
Pemungutan suara untuk melengserkan Han dilakukan atas ketegangan yang berlanjut antara Taiwan dengan China, yang menganggap Taiwan merupakan bagian dari negaranya yang dapat diambil alih jika diperlukan.
Dalam unggahan di Facebook resminya, Han menulis, "Saya amat sangat berduka, dan tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan hati saya."
Pemimpin Partai Kuomintang Johnny Chiang, yang baru menjabat setelah kekalahan dalam pemilihan umum dan menjanjikan pemeriksaan internal di partainya --termasuk mempertimbangkan ulang kebijakan untuk mendekat ke pemerintah China, menyampaikan duka cita atas kematian Hsu.
"Kepergian yang mendadak ini membuat kami khawatir dengan konflik sosial yang mungkin meningkat," kata dia.
Sementara itu, Partai Progresif Demokratik menyatakan merasa terkejut dengan kabar kematian Hsu, serta meminta masyarakat tidak berspekulasi mengenai kejadian bunuh diri tersebut hingga polisi menyelesaikan penyelidikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: China mungkin akan serang Taiwan untuk hentikan kemerdekaan
Baca juga: China dorong rakyat Taiwan dukung reunifikasi
Baca juga: Taiwan janjikan bantuan yang diperlukan untuk rakyat Hong Kong
Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020
Tags: