Tanjungpinang (ANTARA) - Perusahaan Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, membutuhkan tenaga kerja hingga 20.000 orang untuk mendorong kegiatan produksi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Bintan, Indra Hidayat, di Bintan, Minggu, mengatakan, penambahan jumlah pekerja ini dimungkinkan karena tenaga kerja saat ini baru mencapai 2.000 orang.

"Ini peluang yang harus ditangkap masyarakat Bintan," ujarnya.

Baca juga: 100 TKA Bintan Alumina tertahan di China

Pemkab Bintan dan PT BAI telah menandatangani nota kesepahaman terkait penyediaan tenaga kerja dengan harapan lapangan kerja itu diutamakan berasal dari warga setempat.

"Kami berharap masyarakat Bintan mempersiapkan diri, dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bekerja di perusahaan itu," ujarnya.

Bupati Bintan Apri Sujadi telah meminta pihak perusahaan menyampaikan kebutuhan tenaga kerja yang masih lowong, agar masyarakat yang memiliki keahlian dapat segera melamar kerja.

"Apa saja keahlian yang dibutuhkan, dan berapa jumlahnya, dapat disampaikan kepada kami. Kami akan mendorong masyarakat yang memiliki keahlian itu segera melamar di perusahaan tersebut," katanya.

Baca juga: Bintan siapkan regulasi pembukaan aktivitas tiga kawasan perekonomian

PT BAI saat ini masih fokus membangun berbagai infrastruktur untuk pembangunan smelter (pemurnian batu bauksit) dan PLTU. Perusahaan itu sudah berinvestasi sebesar Rp9 triliun.

Total nilai investasi diperkirakan mencapai Rp17 triliun.

"Sejak awal, pada prinsipnya kami mengutamakan tenaga kerja lokal yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan perusahaan," kata Direktur Utama PT BAI, Santoni.

Baca juga: Perusahaan aluminium di Bintan targetkan investasi hingga Rp30 triliun

Baca juga: Investasi di KEK Galang Batang Rp36,3 triliun