Sidrap, Sulsel (ANTARA News) - Sejumlah warga di Di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, menganggap penggunaan bahan baku baja ringan menjadi solusi terbaik menghindari pemanasan global.

Sofyan Ibdila, salah seorang konsumen yang menggunakan bahan baku baja ringan, yang ditemui di Sidrap, Minggu, mengemukakan, penggunaan baja ringan pada setiap proyek, akan memberikan dampak positif terhadap daya tahan bangunan itu sendiri, karena tidak lagi termakan rayap, dan jauh dari penggunaan bahan baku kelas rendahan.

Para pelaksana proyek, khususnya di daerah ini, tidak lagi terbebani dengan penggunaan bahan baku kayu asal jadi, karena dalam bestek tersebut sudah sangat jelas menggunakan bahan baku baja ringan.

"Kami juga merasa diuntungkan dengan hadirnya cabang distributor bahan baku baja ringan di daerah ini yang secara tidak langsung telah ikut mendukung program pemerintah kabupaten guna melestarikan hutan yang kini sudah mulai rusak parah," jelas Sofyan.

Dia mengatakan, rusaknya sejumlah kawasan hutan di Kabupaten Sidrap, membawa dampak pada sulitnya memperoleh bahan baku pembangunan hunian, terutama kayu.

"Andaipun tersedia, dapat dipastikan dengan harga yang relatif mahal, atau akan membawa kita terlibat dalam alur kejahatan illegal logging, yang artinya melibatkan kita untuk merampas keindahan dan kesejukan alam yang sebenarnya milik anak cucu kita dimasa yang akan datang," katanya.

Menurutnya, Penggunaan baja ringan pada setiap bangunan sebagai pengganti bahan baku kayu, para konsumen dipastikan akan mendapatkan keuntungan lebih, diantaranya, lebih besar, lebih ringan, lebih kuat dan lebih hemat serta tahan lebih lama yang secara tidak langsung juga ikut membantu program pemerintah yaitu, memberantas Illegal Logging, melaksanakan Go Green dan Global Warning.

Direktur Utama PT Global Nacli, Syaharuddin Alrif S.Sos, agen tunggal Produk Baja Ringan untuk wilayah Sulawesi yang dihubungi enjelaskan, baja ringan yang disalurkan ke sejumlah konsumen ini merupakan produksi PT Essar Indonesia.

Menurutnya, sebagai salah satu perusahaan yang peduli lingkungan, pihaknya sangat memahami secara utuh atas sejumlah kesulitan itu yang akhirnya memutuskan untuk memproduksi sarana pengganti peruntukan kayu dengan bahan yang lebih ramah lingkungan serta jaminan atau garansi material selama 10 tahun.(*)