Gempa Rusak 83 Bangunan Sekolah di Sukabumi
6 September 2009 17:00 WIB
Seorang anak melintas di dekat SD Sidamukti yang ambruk akibat gempa tektonik berkekuatan 7,3 SR di Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jabar, Minggu (6/9). (ANTARA/Maha Eka Swasta)
Sukabumi (ANTARA News) - Sebanyak 83 bangunan sekolah umum dan madrasah rusak akibat gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut, kata Bupati Sukabumi Sukmawijaya di Sukabumi, Minggu.
Dari 83 bangunan sekolah tingkat SD dan SMP tersebut terdiri atas 65 bangunan bangunan sekolah umum dan 18 bangunan madrasah. Tingkat kerusakan bangunan sekolah umum yaitu 30 rusak berat dan 35 rusak ringan sebanyak 35, sedangkan madrasah ada 10 rusak ringan dan 8 rusak berat.
"Untuk sarana pendidikan yang rusaknya tidak parah masih bisa digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM)," kata Sukmawijaya.
Ia menuturkan, bagi sarana pendidikan yang rusak pihak sekolah maupun madrasah tetap melakukan KBM seperti biasa, para murid dan guru pun ternyata tidak terganggu dengan keadaan sarana pendidikannya yang rusak.
"Beberapa sekolah bahkan menyekat kelas yang masih utuh untuk dijadikan kelas dan sebagian ada yang melakukan KBM di masjid dan mushala terdekat," tuturnya.
Sukmawijaya menambahkan, kepada sekolah dan madrasah yang rusak pihaknya memberikan himbauan agar tidak menghentikan KBM, karena dalam waktu dekat ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi akan memberikan bantuan rehebilitasi.
"Kami akan membangun kembali sekolah dan madrasah yang rusak dan akan mengganti sarana dan prasarana yang tidak bisa digunakan kembali," katanya. (*)
Dari 83 bangunan sekolah tingkat SD dan SMP tersebut terdiri atas 65 bangunan bangunan sekolah umum dan 18 bangunan madrasah. Tingkat kerusakan bangunan sekolah umum yaitu 30 rusak berat dan 35 rusak ringan sebanyak 35, sedangkan madrasah ada 10 rusak ringan dan 8 rusak berat.
"Untuk sarana pendidikan yang rusaknya tidak parah masih bisa digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM)," kata Sukmawijaya.
Ia menuturkan, bagi sarana pendidikan yang rusak pihak sekolah maupun madrasah tetap melakukan KBM seperti biasa, para murid dan guru pun ternyata tidak terganggu dengan keadaan sarana pendidikannya yang rusak.
"Beberapa sekolah bahkan menyekat kelas yang masih utuh untuk dijadikan kelas dan sebagian ada yang melakukan KBM di masjid dan mushala terdekat," tuturnya.
Sukmawijaya menambahkan, kepada sekolah dan madrasah yang rusak pihaknya memberikan himbauan agar tidak menghentikan KBM, karena dalam waktu dekat ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi akan memberikan bantuan rehebilitasi.
"Kami akan membangun kembali sekolah dan madrasah yang rusak dan akan mengganti sarana dan prasarana yang tidak bisa digunakan kembali," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Tags: