Tambah armada, Angkasa Pura Logistik targetkan ekspor
4 Juni 2020 20:58 WIB
Salah satu bandara di bawah operasi PT Angkasa Pura I menerima penerbangan tambahan kargo dan logistik pascalarangan mudik. ANTARA/HO-Angkasa Pura I.
Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura Logistik sebagai anak perusahaan PT Angkasa Pura I di pengangkutan kargo, menargetkan bisa memulai penerbangan untuk ekspor dengan terus bertambahnya armada pesawat.
“Dengan armada yang lebih besar, kita lihat perkembangannya dan evaluasi terus, sekarang ada penambahan untuk ATR, kemudian jet engine (pesawat bermesin jet), kita berharap bisa untuk kegiatan internasional, ekspor,” kata Direktur Utama AP Logistik Dhanny P Thaharsyah dalam konferensi pers Inaugural Flight secara virtual di Jakarta, Kamis.
Saat ini, AP Logistik menambah dua unit ATR 72-500F melalui kerja sama dengan PT Pelita Air Services untuk merambah wilayah di pedalaman, terutama Indonesia bagian Timur.
Dia menambahkan pengembangan penerbangan logistik bagi AP I dan AP Logistik bukan sekadar strategi untuk menanggulangi berkurangnya penerbangan penumpang saat pandemi COVID-19, melainkan juga untuk menciptakan perdagangan dan pertumbuhan baru.
“Munculah trading ini, dari situ kita berharap bukan hanya one shot karena pandemi, tetapi menjadi rencana strategis AP Logistik sebagai bagian dari sistem logistik nasional, mendukung tol udara, itu salah satunya yang sedang kita jahit. Kita bukan semata-semata cari keuntungan buat perusahaan, tapi juga menciptakan keekonomian,” katanya.
Danny mengaku mengembangkan bisnis itu pun tidak mudah karena penerbangan yang sarat akan aturan (highly regulated) serta armada kargo yang terbatas dibandingkan dengan armada penumpang.
“Dalam bisnis aviasi pengadaan pesawat tidak mudah karena highly-regulated, jumlahnya terbatas untuk kargo, penumpang lebih banyak. Mulai dari tahun lalu persiapan-persiapan dan akhirnya ketemulah dengan Pelita Air,” katanya.
AP Logistik juga sebelumnya bekerja sama dengan maskapai kargo Malindo Air dan melakukan penerbangan dengan frekuensi empat kali seminggu.
Kini, dengan Pelita Air, AP Logistik terbang dengan frekuensi lima kali seminggu untuk rute Banjarmasin-Surabaya-Banjarmasin-Jakarta sebanyak tiga kali seminggu dan rute Jakarta-Batam-Jakarta sebanyak dua kali seminggu.
Untuk saat ini karena wilayah operasi AP Logistik di wilayah tengah dan timur Indonesia, sebagian besar kargo terdiri dari produk laut dan barang cepat rusak (perishable goods), namun, tidak menutup kemungkinan juga merambah untuk pengangkutan jenis kargo yang lain.
“Upaya ini juga merupakan bagian dari survival strategy dan rebound strategy perusahaan dan kami berharap setelah pandemi terus tumbuh,” katanya.
Baca juga: AP I gandeng Pelita Air optimalkan penerbangan logistik
Baca juga: AP I terima sembilan penerbangan tambahan kargopascalarangan mudik
Baca juga: AP I layani 7.931 penerbangan pada masa larangan mudik Lebaran
“Dengan armada yang lebih besar, kita lihat perkembangannya dan evaluasi terus, sekarang ada penambahan untuk ATR, kemudian jet engine (pesawat bermesin jet), kita berharap bisa untuk kegiatan internasional, ekspor,” kata Direktur Utama AP Logistik Dhanny P Thaharsyah dalam konferensi pers Inaugural Flight secara virtual di Jakarta, Kamis.
Saat ini, AP Logistik menambah dua unit ATR 72-500F melalui kerja sama dengan PT Pelita Air Services untuk merambah wilayah di pedalaman, terutama Indonesia bagian Timur.
Dia menambahkan pengembangan penerbangan logistik bagi AP I dan AP Logistik bukan sekadar strategi untuk menanggulangi berkurangnya penerbangan penumpang saat pandemi COVID-19, melainkan juga untuk menciptakan perdagangan dan pertumbuhan baru.
“Munculah trading ini, dari situ kita berharap bukan hanya one shot karena pandemi, tetapi menjadi rencana strategis AP Logistik sebagai bagian dari sistem logistik nasional, mendukung tol udara, itu salah satunya yang sedang kita jahit. Kita bukan semata-semata cari keuntungan buat perusahaan, tapi juga menciptakan keekonomian,” katanya.
Danny mengaku mengembangkan bisnis itu pun tidak mudah karena penerbangan yang sarat akan aturan (highly regulated) serta armada kargo yang terbatas dibandingkan dengan armada penumpang.
“Dalam bisnis aviasi pengadaan pesawat tidak mudah karena highly-regulated, jumlahnya terbatas untuk kargo, penumpang lebih banyak. Mulai dari tahun lalu persiapan-persiapan dan akhirnya ketemulah dengan Pelita Air,” katanya.
AP Logistik juga sebelumnya bekerja sama dengan maskapai kargo Malindo Air dan melakukan penerbangan dengan frekuensi empat kali seminggu.
Kini, dengan Pelita Air, AP Logistik terbang dengan frekuensi lima kali seminggu untuk rute Banjarmasin-Surabaya-Banjarmasin-Jakarta sebanyak tiga kali seminggu dan rute Jakarta-Batam-Jakarta sebanyak dua kali seminggu.
Untuk saat ini karena wilayah operasi AP Logistik di wilayah tengah dan timur Indonesia, sebagian besar kargo terdiri dari produk laut dan barang cepat rusak (perishable goods), namun, tidak menutup kemungkinan juga merambah untuk pengangkutan jenis kargo yang lain.
“Upaya ini juga merupakan bagian dari survival strategy dan rebound strategy perusahaan dan kami berharap setelah pandemi terus tumbuh,” katanya.
Baca juga: AP I gandeng Pelita Air optimalkan penerbangan logistik
Baca juga: AP I terima sembilan penerbangan tambahan kargopascalarangan mudik
Baca juga: AP I layani 7.931 penerbangan pada masa larangan mudik Lebaran
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: