Jakarta (ANTARA) - Indonesia memperkuat serta mengatur ulang arah kebijakan dan strategi kerja sama pembangunan dengan mitra internasional untuk masa normal baru di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Hal itu diungkapkan oleh Leonard Tampubolon, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia untuk Urusan Pendanaan, dalam webinar bersama sejumlah duta besar, yang digelar oleh Bappenas pada Kamis.

"Isu terpenting yang harus digarisbawahi di sini adalah bagaimana cara agar mitra internasional terus mendukung Indonesia untuk kembali bangkit," ujar Leonard.

Lebih lanjut, Leonard menyatakan bahwa pemulihan sosial, ekonomi, dan kesehatan harus diperkuat dan diintegrasikan dengan berbagai sektor lain, seperti infrastruktur, pariwisata, usaha mikro-kecil dan menengah, serta industri domestik.

Baca juga: LAPAN jajaki kerja sama internasional pembangunan Bandar Antariksa
Baca juga: Indonesia-Jerman tandatangani kerja sama proyek senilai Rp599 miliar


Selain itu, posisi Indonesia di bawah kerja sama pembangunan selama masa kelaziman baru dijelaskan dalam tiga poin lain, salah satunya menegaskan jangan sampai ada gangguan pada realisasi rencana-rencana pembangunan yang sudah disepakati sebelumnya.

"Pemerintah Indonesia, tentu saja, memahami bahwa mitra pembangunan harus melakukan penyesuaian juga. Namun, kami berharap penyesuaian tersebut sejalan dengan agenda dan kebijakan pemerintah di masa kelaziman baru," kata Leonard.

Kemudian, kerja sama harus difokuskan pada kemitraan multisektor, sebagaimana pandemi COVID-19 telah berdampak pada banyak sektor mulai dari kesehatan, ekonomi, keuangan, hingga teknologi.

Terakhir, penerapan protokol kesehatan baru jangan sampai kontraproduktif dan menjadi beban bagi proses realisasi rencana kerja sama pembangunan, misalnya dalam pelaksanaan proyek infrastruktur.

Berkaitan dengan arah baru tersebut, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof menyatakan bahwa pihaknya memfokuskan ulang rencana-rencana kerja sama pembangunan, mengingat wabah COVID-19 belum jelas kapan akan berakhir serta kemungkinan wabah lain di masa mendatang.

"Saya kira inilah waktu yang tepat untuk mengatur ulang fokus kerja sama pembangunan, umumnya pada sektor kesehatan dan khususnya dengan kesiapan yang yang lebih baik dalam hal penyaluran logistik dan perdagangan sehingga kita bisa mempertahankan rantai pasok alat kesehatan secara kuat," ujar Schoof.

Baca juga: Banjarmasin siap bangun pusat daur ulang kerja sama Indonesia-Jerman
Baca juga: Hongaria tawarkan kerja sama pembangunan rumah sakit khusus kanker