"Belum akan kami buka, kami masih menunggu dari Kementerian, sambil kami terus lakukan persiapan dan latihan-latihan," katanya di Semarang, Kamis.
Ganjar mengaku sudah berkeliling ke beberapa sekolah untuk melihat persiapan kembali dibukanya kembali KBM sambil menyiapkan skenario-skenario kemungkinan penerapan protokol kehidupan normal baru di bidang pendidikan.
"Skenarionya mungkin menata ruang, menata jam masuk dan pembatasan kapasitas setidaknya separuh. Saya sudah ngobrol ke beberapa guru dan intinya mereka menyiapkan itu semua," ujarnya.
Baca juga: PGRI: Keselamatan peserta didik harus prioritas utama di "normal baru"
Baca juga: Kehidupan normal baru, publik butuh aplikasi pengawasan dan pendidikan
Meskipun nantinya KBM kembali dibuka, Ganjar tidak akan tergesa-gesa dan tetap akan melakukan uji coba dengan mengevaluasi hasil uji coba itu.
"Kalaupun sudah dibuka, tidak langsung 'tumplek brek', harus diuji coba. Umpama tidak semua masuk, mungkin kelasnya sehari dibagi dua, masuk pagi dan siang sambil melihat hasilnya," katanya.
Kendati demikian, Ganjar menyebut sulit mengatur transportasi dari rumah ke sekolah serta membiasakan kondisi siswa untuk disiplin.
"Transportasi ini yang sulit, kalau naik angkot kan pasti berdesakan, pegang ini itu. Belum ketemu formulanya untuk transportasi ini. Sebenarnya ada satu, bisa naik sepeda, kalau perlu sepedaan bareng saya," ujarnya.
Ganjar kembali menegaskan bahwa penerapan protokol kehidupan normal baru di Jawa Tengah belum dilakukan dalam waktu dekat karena patokannya bukan waktu, melainkan kurva penyebaran COVID-19 yang menurun drastis.
Baca juga: Bupati Bogor akan buka lagi sekolah saat penerapan "new normal"
Baca juga: Indonesia dinilai siap masuk tahun ajaran baru dengan normal baru
Baca juga: Disdik Sulsel siapkan skenario tatanan normal baru