Surabaya (ANTARA News) - Nasabah Bank Century Surabaya umumnya bingung dengan status bank mereka sehingga mengundang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati duduk bersama mencari solusi terbaik karena masalah itu tidak ditanggapi serius oleh pemerintah.

"Kalau Menkeu jadi memberi dana talangan Rp6,7 triliun kepada Century, berarti pemerintah semakin merugikan rakyat karena uang yang dialokasikan dari Lembaga Penjamin Simpanan ke bank itu adalah uang negara yang berasal dari rakyat," kata Koordinator Nasabah Bank Century Surabaya, Edo Abdurahman, saat berunjuk rasa di depan Kantor Bank Century Jalan Kertajaya di Surabaya, Kamis.

Ia berharap pemerintah bertindak adil dalam menyelesaikan skandal Century dan tidak memihak kepada kalangan tertentu.

"Jika pemerintah tidak bisa adil, mending kasus bank yang mengeluarkan produk ilegal itu diakhiri dengan menutup total 64 unit Bank Century secara nasional," katanya, setelah memimpin belasan nasabah Century melakukan aksi melempar telur dan tomat busuk di depan Kantor Bank Century.

Dia mengungkapkan, saat pengambilalihan Century oleh LPS sudah terjadi ketidakadilan mengingat banyak nasabah yang menanamkan modal bernilai minim ke bank itu sulit menuntut haknya kembali.

"Jika benar ada aturan yang membedakan antara nasabah kecil dan besar, maka kami siap uang kami hilang," katanya.

Doni Sentanu, nasabah Century yang mendepositokan uang senilai Rp100 juta ke Century Cabang Kertajaya Surabaya, menambahkan, selama ini pihaknya bingung harus menuntut uangnya kemana karena Century dan Antaboga justru saling tuding.

"Padahal, pembuatan dan pencetakan bilyet depositonya di Century terbukti dibuat di bank itu, bukan di Antaboga. Namun, Century justru angkat tangan dari masalah itu dan menyalahkan Antaboga," katanya. (*)