Jakarta (ANTARA News) - Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) menggandeng investor dari Taiwan untuk mengembangkan energi alternatif dengan penanaman jarak pagar (jatropa) di Kalimantan Timur. Direktur Utama Inkud Herman Wutun di Jakarta, Kamis, mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembibitan di atas lahan seluas 50 hektar. Diharapkan pada tahap awal bibit tersebut akan didapat ditanam di lahan seluas 5.000 hektar. Untuk pengembangan energi alternatif ini, Inkud juga menggandeng tim ahli dari Chung Yuan Christian University (CYCU) Taiwan. Tim ahli ini yang menyatakan bahwa jarak pagar Indonesia tidak perlu ditambah dengan etanol jika dipergunakan di daerah tropis. Selain itu, Inkud juga bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan teknologi pemprosesan jarak tersebut. "Kami sudah melakukan penandatanganan kerjasama dengan ITB," kata Herman. Herman berharap pada tahun ini juga penanaman jarak pagar tersebut bisa direalisasikan. Pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 5.000 hektar di Kalimantan Timur. Mengenai nama investor, Herman masih menolak untuk menyebutkan. Namun ia membenarkan bahwa investor tersebut berasal dari Taiwan. Inkud sejak tahun 2005 lalu memang telah menandatangani kerjasama dengan Chung Yuen Christian University (CYCU). Inkud juga sudah membuka kantor perwakilan di Taipei sebagai upaya untuk memudahkan bisnis koperasi tersebut. "Kami ingin memperkenalkan Inkud dengan jaringan yang demikian besarnya di Indonesia ini ke luar negeri," kata Herman. Hasil kerjasama Inkud dengan CYCU hingga sejauh ini adalah pengiriman mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas tersebut melalui program beasiswa. Hingga saat ini sudah ada lima mahasiswa Indonesia yang menempuh studinya di CYCU. Kelima mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dikirim tahun 2006 telah menyelesaikan pendidikannya. Empat orang di antaranya terus bekerja di Taiwan dan seorang lainnya memperoleh tawaran untuk meneruskan program S3 di Jerman. Untuk tahun ini, CYCU menawarkan beasiswa untuk sekitar 25 mahasiswa Indonesia. (*)