Relawan PMI Jakpus wafat usai bertugas jalankan misi kemanusiaan
3 Juni 2020 23:01 WIB
Sekjen PMI Pusat Sudirman Said saat menyerahkan piagam penghargaan untuk almarhum Mohamad Aris yang telah mengabdi untuk kemanusiaan sebagai relawan PMI sejak 2005 yang diterima langsung istri almarhum. (Antara/HO/Humas PMI Pusat)
DKI Jakarta (ANTARA) - Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Mohammad Aris wafat usai bertugas menjalankan misi kemanusiaan membantu penanggulangan COVID-19 dan menambah daftar relawan yang gugur di masa pandemi ini.
"Almarhum meninggal pada Senin, (1/6) dini hari saat baru saja pulang dari tugas piketnya di PMI Jakpus. Sebelum meninggal, Aris sempat mengeluh sakit pada dadanya dan meminta saya untuk memijatnya sembari meminum obat yang dimintanya," kata istri almarhum, Sudaryanti melalui sambungan telepon, Rabu.
Informasi yang dihimpun, setelah meminta pijat kepada istrinya dan menenggak obat, almarhum kemudian tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia. Diduga kematian pejuang kemanusiaan ini akibat serangan jantung.
Seperti diketahui pada masa pandemi, relawan organisasi kemanusiaan ini harus bekerja ekstra untuk membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, ini dilakukan agar Indonesia bisa segera pulih.
Baca juga: 32 UDD PMI miliki mesin apheresis bantu donor plasma konvalesen
Baca juga: PMI Kota Sukabumi sosialisasikan masyarakat disiplin jaga kesehatan
Sementara, Sekretaris PMI Jakpus Aris mengatakan almarhum bergabung bersama PMI sejak 2005 lalu atau sudah sekitar 15 tahun mengabdi untuk kemanusiaan. Aris termasuk relawan pilihan yang memiliki keterampilan penanganan darurat atau advanced trauma life support (ATLS).
Selain itu, almarhum juga sering mewakili PMI Jakpus dalam merespon bencana yang terjadi di berbagai penjuru Indonesia. Aris merupakan orang yang mempunyai rasa kemanusiaan besar dan bertanggung jawab dalam tugasnya
Awal menjadi relawan Aris bergabung Satuan Siaga Bencana (Satgana) yang juga termasuk pelopor di Jakpus. Rasa peduli yang besar di dalam dirinya, almarhum tidak hanya sebatas sebagai relawan di PMI saja, tetapi merupakan aktivis di lingkungan.
Kemudian aktif di forum warga mulai dari tingkat RT hingga kecamatan, ini terlihat saat almarhum hendak dibawa ke tempat peristirahatannya yang terakhir, banyak pelayat yang mengiringi kepergian untuk selamanya mulai dari RT Forum Kesejahteraan Dewan Masjid.
"Kami sangat kehilangan sosok beliau yang humanis, peduli dan tanggung jawab. Terima kasih atas pengabdiannya selama belasan tahun, selama jalan Aris," kata Asep.
Di sela melayat ke rumah almarhum, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan pengabdian almarhum selama 15 tahun menjadi relawan yang telah banyak berbuat untuk kemanusiaan.
Pada kesempatan itu, ia pun menyerahkan sejumlah uang santunan kepada keluarganya yang tinggal di daerah Tanah Abang, Jakpus. "Almarhum dipastikan meninggal bukan karena terpapar COVID-19, tetapi diduga akibat serangan jantung," katanya.*
Baca juga: Penyintas COVID-19 boleh donor plasma konvalesen hingga tiga kali
Baca juga: Pasokan darah PMI setelah Lebaran mulai penuhi kebutuhan masyarakat
"Almarhum meninggal pada Senin, (1/6) dini hari saat baru saja pulang dari tugas piketnya di PMI Jakpus. Sebelum meninggal, Aris sempat mengeluh sakit pada dadanya dan meminta saya untuk memijatnya sembari meminum obat yang dimintanya," kata istri almarhum, Sudaryanti melalui sambungan telepon, Rabu.
Informasi yang dihimpun, setelah meminta pijat kepada istrinya dan menenggak obat, almarhum kemudian tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia. Diduga kematian pejuang kemanusiaan ini akibat serangan jantung.
Seperti diketahui pada masa pandemi, relawan organisasi kemanusiaan ini harus bekerja ekstra untuk membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19, ini dilakukan agar Indonesia bisa segera pulih.
Baca juga: 32 UDD PMI miliki mesin apheresis bantu donor plasma konvalesen
Baca juga: PMI Kota Sukabumi sosialisasikan masyarakat disiplin jaga kesehatan
Sementara, Sekretaris PMI Jakpus Aris mengatakan almarhum bergabung bersama PMI sejak 2005 lalu atau sudah sekitar 15 tahun mengabdi untuk kemanusiaan. Aris termasuk relawan pilihan yang memiliki keterampilan penanganan darurat atau advanced trauma life support (ATLS).
Selain itu, almarhum juga sering mewakili PMI Jakpus dalam merespon bencana yang terjadi di berbagai penjuru Indonesia. Aris merupakan orang yang mempunyai rasa kemanusiaan besar dan bertanggung jawab dalam tugasnya
Awal menjadi relawan Aris bergabung Satuan Siaga Bencana (Satgana) yang juga termasuk pelopor di Jakpus. Rasa peduli yang besar di dalam dirinya, almarhum tidak hanya sebatas sebagai relawan di PMI saja, tetapi merupakan aktivis di lingkungan.
Kemudian aktif di forum warga mulai dari tingkat RT hingga kecamatan, ini terlihat saat almarhum hendak dibawa ke tempat peristirahatannya yang terakhir, banyak pelayat yang mengiringi kepergian untuk selamanya mulai dari RT Forum Kesejahteraan Dewan Masjid.
"Kami sangat kehilangan sosok beliau yang humanis, peduli dan tanggung jawab. Terima kasih atas pengabdiannya selama belasan tahun, selama jalan Aris," kata Asep.
Di sela melayat ke rumah almarhum, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan pengabdian almarhum selama 15 tahun menjadi relawan yang telah banyak berbuat untuk kemanusiaan.
Pada kesempatan itu, ia pun menyerahkan sejumlah uang santunan kepada keluarganya yang tinggal di daerah Tanah Abang, Jakpus. "Almarhum dipastikan meninggal bukan karena terpapar COVID-19, tetapi diduga akibat serangan jantung," katanya.*
Baca juga: Penyintas COVID-19 boleh donor plasma konvalesen hingga tiga kali
Baca juga: Pasokan darah PMI setelah Lebaran mulai penuhi kebutuhan masyarakat
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: