Lebak (ANTARA news) - Nelayan Kabupaten Lebak, Banten, tidak melaut pascagempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang berpusat di Barat Daya Tasikmalaya, Jabar, Rabu sekitar pukul 14.55 WIB..

"Kami belum berani melaut karena khawatir terjadi tsunami dan gempa susulan," kata Samsudin (50) seorang nelayan tempat pelelangan ikan (TPI) Binuangeun, Kabupaten Lebak, Rabu.

Samsudin mengatakan, dirinya bersama lima rekanya akan berangkat ke laut sekitar pukul 18.30 WIB, namun terpaksa dibatalkan karena isteri takut terjadi tsunami atau gempa susulan.

Gempa terjadi pukul 14.55 WIB dirasakan sangat besar guncangannya oleh masyarakat pesisir pantai selatan Banten.

"Saya merasa takut setelah merasakan guncangan gempa itu," katanya.

Menurut dia, sebagian besar nelayan TPI Binuangeun terpaksa batal melaut, karena khawatir gelombang tsunami dan gempa susulan.

Meskipun pantai selatan Banten dinyatakan aman dari tsunami tetapi nelayan merasa takut untuk melaut.

"Kami lebih baik berkumpul bersama keluarga," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, saat ini kondisi gelombang laut sudah kembali normal.

Kemungkinan bila keadaan sudah normal, nelayan pada hari Kamis (3/9) besok bisa kembali melaut.

"Saya berharap nelayan besok sudah melaut lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala TPI Binuangeun, Hadi mengimbau nelayan tidak melaut dulu sambil menunggu kepastian informasi dan rekomendasi dari Badan MeteorolOgi dan Geofisika (BMG).

"Saya minta nelayan dua hari ke depan tidak melaut dulu," ujarnya.(*)