Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta tenaga pengajar atau guru menyiapkan instrumen pengawasan terhadap anak didik dalam penerapan pendidikan jarak jauh di era normal baru.



"Perlu ada instrumen yang dibuat guru sebagai alat kontrol untuk perkembangan anak yang sekarang belajar dari rumah," ujar Moeldoko dalam Webinar Nasional Pendidikan Jarak Jauh Sebagai Role Model Pembelajaran Utama di Era New Normal, di Jakarta, Rabu.



Moeldoko meminta dunia pendidikan melihat berbagai persoalan dalam pembelajaran jarak jauh, baik dari sisi media, infrastruktur hingga kemampuan guru dan orang tua dalam mengawasi anak didik.



Moeldoko yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Alumni Universitas Terbuka menyampaikan sejatinya Universitas Terbuka telah menjadi pelopor pembelajaran jarak jauh.



Dia berharap pengalaman-pengalaman pembelajaran atau pendidikan jarak jauh yang telah berlangsung selama ini dapat menjadi evaluasi bersama dalam menata instrumen baru.



"Saya pikir Universitas Terbuka bisa mengembangkan model instrumen baru dalam memberi kontrol lebih ketat. Karena menjadi tidak berguna jika kita tidak bisa mengontrol day by day atas sebuah transformasi ilmu," jelasnya.



Moeldoko juga menekankan pentingnya tenaga pengajar dan orang tua melihat perkembangan para anak didik selama penerapan pendidikan jarak jauh.



Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Aris Junaidi dalam webinar tersebut sepakat dengan Moeldoko mengenai perlunya dunia pendidikan belajar dari Universitas Terbuka dalam penerapan pendidikan jarak jauh.



"Dalam era new normal ini physical distancing menjadi suatu keharusan dalam penyelenggaraan berbagai aktivitas. Ini memerlukan ruang serta fasilitas pendukung, dan pendidikan jarak jauh menjadi solusi," ujar Aris.



Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan bahwa di dunia perguruan tinggi penyampaian mata kuliah secara online harus melibatkan dukungan berbagai ahli.



" Di Universitas Terbuka kami melibatkan content expert, media expert dan sebagainya. Di konvensional, yang kami lihat tidak melibatkan itu," kata Ojat.



Dia mengatakan pendidikan jarak jauh yang dilakukan perguruan tinggi konvensional belakangan ini bukan merupakan online learning atau pembelajaran daring melainkan emergency remote teaching.



" Kita bisa melakukan refleksi apa yang harus dilakukan ke depan. Kesimpulanya bagaimana menerapkan online learning dengan baik, karena masyarakat membutuhkan pendidikan jarak jauh berkualitas. Jadi bersama-sama kita harus berkolaborasi sehingga kualitas menjadi baik," ujar dia.