Pastikan keamanan pangan saat pandemi, BPOM lakukan sejumlah upaya
3 Juni 2020 11:28 WIB
Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah pada Deputi Pengawasan Pangan Olahan BPOM Emma Setyawati berbicara dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (3/6/2020). (FOTO ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan telah melakukan sejumlah upaya untuk memastikan keamanan pangan di tengah pandemi COVID-19.
"Badan POM mencoba untuk mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran. Bagaimana menangani pangan-pangan ini, sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman," kata Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah pada Deputi Pengawasan Pangan Olahan BPOM Emma Setyawati dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa BPOM telah memiliki buku pedoman tentang produksi hingga distribusi pangan olahan secara aman berbentuk e-book yang dapat diunduh dan dimanfaatkan sebagai pedoman oleh masyarakat luas.
Dalam buku pedoman tersebut ditambahkan juga tambahan aturan protokol kesehatan yang perlu dilakukan masyarakat untuk dapat mengolah hingga mendistribusikan makanan secara aman.
"Jangan sampai desak-desakan di sarana produksinya. Kemudian, pakailah masker bahkan pakai penutup rambut dan sarung tangan di tempat produksi. Kemudian, ketika mengantarkan makanan juga demikian. Jangan sampai bersentuhan langsung dengan pangannya," katanya.
Dalam pengemasan makanan tersebut, Emma mengatakan di setiap produk makanan itu perlu memiliki kemasan primer, sekunder dan tersier.
Tujuan pengemasan tersebut adalah agar produk makanan tidak bersinggungan langsung dengan tangan produsen hingga distributor yang mengantatkan makanan tersebut.
Selain itu, BPOM juga memastikan bahwa bukan hanya pengelolaannya saja yang aman, tetapi juga isi makanannya tetap sesuai dengan standar gizi dan layak untuk dikonsumsi.
"Jadi ada tambahan aturan protokol kesehatan, untuk memastikan produksi, distribusi sampai dengan ke konsumen aman," katanya.
Kemudian, agar e-book tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, BPOM juga kerap menggelar pertemuan-pertemuan secara telekonferensi dengan banyak pihak untuk mensosialisasikan pedoman tersebut, demikian Emma Setyawati .
Baca juga: BPOM kerahkan potensinya untuk tes COVID-19
Baca juga: BPOM dan UMKM produksi hand sanitizer dari nira aren
Baca juga: BPOM tegaskan penggunaan klorokuin harus dengan pengawasan dokter
Baca juga: BPOM keluarkan edaran cara membuat penyanitasi tangan, sebut pakar
"Badan POM mencoba untuk mengelola ini, membuat manajemen untuk peredaran. Bagaimana menangani pangan-pangan ini, sehingga pada saat dikonsumsi tetap aman," kata Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah pada Deputi Pengawasan Pangan Olahan BPOM Emma Setyawati dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa BPOM telah memiliki buku pedoman tentang produksi hingga distribusi pangan olahan secara aman berbentuk e-book yang dapat diunduh dan dimanfaatkan sebagai pedoman oleh masyarakat luas.
Dalam buku pedoman tersebut ditambahkan juga tambahan aturan protokol kesehatan yang perlu dilakukan masyarakat untuk dapat mengolah hingga mendistribusikan makanan secara aman.
"Jangan sampai desak-desakan di sarana produksinya. Kemudian, pakailah masker bahkan pakai penutup rambut dan sarung tangan di tempat produksi. Kemudian, ketika mengantarkan makanan juga demikian. Jangan sampai bersentuhan langsung dengan pangannya," katanya.
Dalam pengemasan makanan tersebut, Emma mengatakan di setiap produk makanan itu perlu memiliki kemasan primer, sekunder dan tersier.
Tujuan pengemasan tersebut adalah agar produk makanan tidak bersinggungan langsung dengan tangan produsen hingga distributor yang mengantatkan makanan tersebut.
Selain itu, BPOM juga memastikan bahwa bukan hanya pengelolaannya saja yang aman, tetapi juga isi makanannya tetap sesuai dengan standar gizi dan layak untuk dikonsumsi.
"Jadi ada tambahan aturan protokol kesehatan, untuk memastikan produksi, distribusi sampai dengan ke konsumen aman," katanya.
Kemudian, agar e-book tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, BPOM juga kerap menggelar pertemuan-pertemuan secara telekonferensi dengan banyak pihak untuk mensosialisasikan pedoman tersebut, demikian Emma Setyawati .
Baca juga: BPOM kerahkan potensinya untuk tes COVID-19
Baca juga: BPOM dan UMKM produksi hand sanitizer dari nira aren
Baca juga: BPOM tegaskan penggunaan klorokuin harus dengan pengawasan dokter
Baca juga: BPOM keluarkan edaran cara membuat penyanitasi tangan, sebut pakar
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: