BPS: 51,36 juta jiwa telah ikuti sensus penduduk daring
2 Juni 2020 15:21 WIB
Kepala BPS Suhariyanto usai memimpin Apel Siaga SP2020 di Kantor Pusat BPS Jakarta, Jumat (14/2/2020). ANTARA/Mentari Dwi Gayati/aa.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk yang mengikuti sensus penduduk online atau daring secara sukarela telah mencapai 51,36 juta jiwa atau 19,05 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa.
"Dengan memperhatikan ini sensus penduduk online yang pertama, saya harus bilang kepedulian masyarakat Indonesia kepada data sangat luar biasa. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan partisipasinya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
Suhariyanto mengatakan hasil sensus penduduk online ini akan menjadi acuan dalam pendataan penduduk lanjutan pada September 2020 yang akan dilakukan dengan melibatkan pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lingkungan setempat.
"Kita akan mengelola hasil sensus penduduk online dan membuat daftar penduduk yang akan kita buat per RT atau persatuan lingkungan setempat. Disini kita akan identifikasi siapa yang sudah melakukan online dan yang belum mengisi online," katanya.
Setelah itu, lanjut dia, pendataan lanjutan akan dilakukan secara door-to-door, dengan memanfaatkan kurang lebih 247 ribu orang petugas sensus yang akan direkrut BPS, yang bertugas menyampaikan kuisioner untuk diisi secara mandiri oleh penduduk.
"Nanti petugas sensus yang didampingi oleh RT akan membagikan kuisioner untuk diisi secara offline pada September. Kuisioner ini akan diisi mandiri oleh penduduk dan setelah diisi akan diambil kembali oleh petugas sensus," kata Suhariyanto.
Terkait pelaksanaan sensus pada September tersebut, ia memastikan BPS akan bekerja secara efektif dengan melaksanakan tata kelola bisnis baru mengingat institusi ini telah mendapatkan efisiensi anggaran hingga 43 persen seiring dengan adanya COVID-19.
Salah satunya dengan menerapkan pelatihan berbasis daring dan tidak melakukan pertemuan tata muka yang disertai dengan penerapan protokol kesehatan kepada para petugas sensus terutama petugas baru yang direkrut dari luar BPS.
"Kita melakukan tata kelola bisnis yang baru karena BPS mengalami efisiensi anggaran hingga 43 persen. Selain itu, rekrutmen petugas tidak hanya dari BPS, karena kita butuh 247 ribu, padahal jumlah kita hanya 16 ribu. Pengecekan data penduduk ini akan dilakukan kerja sama dengan RT," katanya.
Sensus penduduk 2020 merupakan kegiatan yang dilakukan BPS setiap sepuluh tahun untuk menghitung jumlah maupun memetakan potensi, komposisi, distribusi dan karakter penduduk di Indonesia.
Pelaksanaan sensus ini menggunakan dua metode yaitu melalui daring yang telah berlangsung hingga akhir Mei 2020 dan melalui cara turun ke masyarakat untuk pendataan pada September 2020.
Sensus penduduk pada 2020 digelar bersamaan dengan 54 negara lainnya seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Sensus penduduk di Indonesia pertama kalinya digelar pada 1961 dan penyelenggaraan pada 2020 merupakan kegiatan yang ketujuh kalinya.
Baca juga: Tinggal 10 hari lagi, baru 16 persen yang isi Sensus Penduduk 2020
Baca juga: BPS batalkan rencana survei sensus penduduk tatap muka
Baca juga: Kesuksesan Sensus Penduduk esensial untuk optimalkan bonus demografi
"Dengan memperhatikan ini sensus penduduk online yang pertama, saya harus bilang kepedulian masyarakat Indonesia kepada data sangat luar biasa. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan partisipasinya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
Suhariyanto mengatakan hasil sensus penduduk online ini akan menjadi acuan dalam pendataan penduduk lanjutan pada September 2020 yang akan dilakukan dengan melibatkan pengurus Rukun Tetangga (RT) dan lingkungan setempat.
"Kita akan mengelola hasil sensus penduduk online dan membuat daftar penduduk yang akan kita buat per RT atau persatuan lingkungan setempat. Disini kita akan identifikasi siapa yang sudah melakukan online dan yang belum mengisi online," katanya.
Setelah itu, lanjut dia, pendataan lanjutan akan dilakukan secara door-to-door, dengan memanfaatkan kurang lebih 247 ribu orang petugas sensus yang akan direkrut BPS, yang bertugas menyampaikan kuisioner untuk diisi secara mandiri oleh penduduk.
"Nanti petugas sensus yang didampingi oleh RT akan membagikan kuisioner untuk diisi secara offline pada September. Kuisioner ini akan diisi mandiri oleh penduduk dan setelah diisi akan diambil kembali oleh petugas sensus," kata Suhariyanto.
Terkait pelaksanaan sensus pada September tersebut, ia memastikan BPS akan bekerja secara efektif dengan melaksanakan tata kelola bisnis baru mengingat institusi ini telah mendapatkan efisiensi anggaran hingga 43 persen seiring dengan adanya COVID-19.
Salah satunya dengan menerapkan pelatihan berbasis daring dan tidak melakukan pertemuan tata muka yang disertai dengan penerapan protokol kesehatan kepada para petugas sensus terutama petugas baru yang direkrut dari luar BPS.
"Kita melakukan tata kelola bisnis yang baru karena BPS mengalami efisiensi anggaran hingga 43 persen. Selain itu, rekrutmen petugas tidak hanya dari BPS, karena kita butuh 247 ribu, padahal jumlah kita hanya 16 ribu. Pengecekan data penduduk ini akan dilakukan kerja sama dengan RT," katanya.
Sensus penduduk 2020 merupakan kegiatan yang dilakukan BPS setiap sepuluh tahun untuk menghitung jumlah maupun memetakan potensi, komposisi, distribusi dan karakter penduduk di Indonesia.
Pelaksanaan sensus ini menggunakan dua metode yaitu melalui daring yang telah berlangsung hingga akhir Mei 2020 dan melalui cara turun ke masyarakat untuk pendataan pada September 2020.
Sensus penduduk pada 2020 digelar bersamaan dengan 54 negara lainnya seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Sensus penduduk di Indonesia pertama kalinya digelar pada 1961 dan penyelenggaraan pada 2020 merupakan kegiatan yang ketujuh kalinya.
Baca juga: Tinggal 10 hari lagi, baru 16 persen yang isi Sensus Penduduk 2020
Baca juga: BPS batalkan rencana survei sensus penduduk tatap muka
Baca juga: Kesuksesan Sensus Penduduk esensial untuk optimalkan bonus demografi
Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: