Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China akan mengembangkan konsep Jalur Sutra Kesehatan dalam memerangi pandemi COVID-19.

"Saat ini semua negara sedang menjalankan tugas penting penanggulangan virus sambil memulihkan pertumbuhan ekonomi dengan membangun Jalur Sutra Kesehatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA, Selasa.

Jalur Sutra Abad ke-21 merupakan turunan dari Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) yang dicanangkan Presiden China Xi Jinping di depan anggota DPR-RI di Jakarta pada Juni 2013.

Konsep tersebut menjadi acuan bagi China dalam membangun proyek-proyek infrastruktur di ASEAN, terutama di Indonesia.

Baca juga: Utut: Program BRI China bisa tingkatkan konektivitas global
Baca juga: Belt and Road Initiative (bukan) sekadar sekuel Jalur Sutra


Menurut Zhao, implementasi Jalur Sutra Kesehatan sesuai dengan kerangka kerja sama pembangunan infrastruktur yang memadukan konsep BRI dengan Rencana Pembangunan ASEAN.

Saat pandemi juga, ASEAN-China berkomitmen meningkatkan kerja sama perdagangan dan kesehatan publik.

"Sejak Februari lalu kami juga menggelar Pertemuan Antar-Menteri Luar Negeri China-ASEAN yang khusus membicarakan COVID-19. Pertemuan ini telah memberikan sinyal positif solidaritas di antara negara di kawasan yang patut dicontoh secara global," ujarnya.

Kedua belah pihak, lanjut dia, juga telah mengeluarkan pernyataan bersama dalam pertemuan tersebut.

"Di tengan memerangi pandemi, kami berkomitmen untuk menciptakan stabilitas industri, rantai pasokan, dan meningkatkan pemulihan ekonomi sosial yang mencerminkan kepercayaan dan kolaborasi tingkat tinggi," ujarnya.

Baca juga: Menyusuri jalur sutera bersama para diplomat
Baca juga: China telusuri Jalan Sutra kuno yang masih misteri