Boston, Massachusetts (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan kata-kata pujian bagi Senator Edward Kennedy pada Sabtu sebagai "pejuang" kaum miskin dan tersisih, tak patah oleh tragedi yang mencabik tanpa belas kasih atas klan politiknya.

Dalam pidato lirih dan haru pada pemakaman Kennedy, Obama menjuluki Kennedy, yang wafat Selasa pada usia 77 tahun, "Ksatria Girang" yang "berhasil mengatasi rasa sakit dan tragedi yang sebagian besar di antara kita ketahui."

Senator dari Massachusetts itu, yang terakhir dari tiga bersaudara laki-laki yang mengalami masa politik tragis dan sengit, merupakan "pejuang bagi mereka yang tak memilki apa-apa; jiwa dari Partai Demokrat; dan singa Senat AS", kata Obama seperti dikutip AFP.

Presiden Obama tampil sebagai pemimpin efektif pada perkabungan nasional --salah satu tugas seremonial presiden AS-- sejak ia masuk ke Gedung Putih setelah memperoleh bantuan besar dan kuat dari Kennedy sebagai mentornya.

Ia berbicara kepada pengunjung yang berkabung di gereja Katolik Romawi di Boston di hadapan Vicki janda Kennedy, para kerabat dinasti Kennedy dan mantan presiden Jimmy Carter, Bill Clinton dan George W. Bush.

Obama melukiskan pria itu, yang menudingnya tetap menyalakan api politik liberal kharismatik, memilki daya tahan dan tabah menjalani kehidupan pribadi yang sulit.

"Ted Kennedy, yang melalui masa perih dan tragedi lebih dari sebagian yang kita pernah tahu, memiliki semangat juang tinggi dan humor yang segar," kata Obama.

"Ia kehilangan dua saudara kandung pada usia enam belas tahun. Ia melihat keduanya diambil dari negeri yang mencintainya dengan kekerasan," kata Presiden, yang merujuk kepada pembunuhan saudara Kennedy, presiden John Kennedy dan calon presiden Robert Kennedy.

Obama juga menyinggung kematian saudara perempuan Kennedy, Eunice, beberapa pekan lalu, saat ia luput dari maut dalam satu kecelakaan pesawat dan menyatakan sebagai putera klan itu yang masih tetap hidup, Kennedy "menyaksikan dua anak berjuang mempertahankan hidup akibat kanker, mengubur tiga sepupunya dan mengalami masalah-masalah pribadi".

"Inilah rangkaian kejadian yang akan mematahkan seorang yang kurang ... tapi hal itu tak terjadi pada diri Ted Kennedy," tambah Obama sementara sejumlah orang yang berkabung meneteskan air mata dan yang lain tampak manahan emosi selama pidato yang mendapat sambutan hadirin.

Obama, yang memperoleh dukungan tak terhingga dari Kennedy selama masa-masa paling pahit dalam pemilihan pendahulauan Partai Demokrat melawan Hillary Clinton tahun lalu, juga memuji hubungan pribadi Kennedy dengan mereka yang mengenalnya.

"Kita yang mencintainya, dan merasa sedih atas kepergiannya, kenal Ted Kennedy dengan berbagai gelarnya yang ia sandang: Ayah. Saudara. Suami. Paman Ted, atau sebagaimana ia sering dikenal oleh para sepupunya, "Keju Besar". Sesungguhnya Ted merupakan "Ksatria Girang".

Pada klimaks pidatonya, Obama menyitir kata-kata Kennedy, yang pernah disampaikannya pada pidato konvensi Demokrat tahun 1980, ketika ia menyuarakan politik liberal "mimpi tak akan pernah mati" dan gerakannya akibat kanker pada konvensi partai itu tahun lalu ketika ia menjanjikan "mimpi itu hidup terus".

"Ted Kennedy kini telah berpulang, diiringi oleh keyakinan dan cahaya mereka yang ia telah cintai dan mendahuluinya."

"Akhirnya ia bersama dengan mereka sekali lagi, meninggalkan kita yang berduka atas kematiannya dengan kenangan-kenangan yang ia berikan, kebaikan yang ia lakukakn, mimpi yang dia tetap biarkan hidup."(*)