(ANTARA News/Xinhua-OANA) - Presiden Kolombia Alvaro Uribe, Jumat, mempertahankan kesepakatan kerja sama militer negaranya dengan AS dan menolak tuduhan bahwa hal itu mempengaruhi keamanan Amerika Selatan.

Selama Pertemuan Puncak Luar Biasa Perhimpunan Negara Amerika Selatan (Unasur), Uribe mengatakan kesepakatan antara Kolombia dan AS akan memungkinkan AS menggunakan tujuh pangkalan militernya di Kolombia guna memperkuat perang melawan penyelundupan narkotika dan terorisme di negaranya.

Uribe menyebut-nyebut kesepakatan untuk memerangi terorisme dan penyelundupan narkotika yang dicapai negaranya dengan banyak negara Amerika Selatan, serta dengan AS dan ia menambahkan bahwa Venezuela tidak menepati janji-janjinya.

Uribe mengatakan Kolombia telah memperoleh keuntungan praktis melalui kesepakatan kerja sama yang ditanganinya dengan AS pada 1970-an.

Uribe menyesalkan beberapa negara tak ikut dalam memenuhi tuntutan negara industri pusat dalam memerangi penyelundupan narkotika.

Uribe mengatakan Kolombia "tak pernah mengira masyarakatnya dapat menjadi korban penggunaan (narkotika), dan ketika kami mengetahuinya kami menghadapi satu juta pengguna".

"Tanggung jawab bersama datang dari semua, karena kita semua menghadapi risiko produksi dan pemakaiannya," katanya.

Uribe mengatakan kesepakatan dengan AS diputuskan berdasarkan prinsip kedaulatan Kolombia dan integritas nasionalnya.

"Akses AS untuk berperang melawan penyelundupan narkotika menjamin semua masalah doktrin dan internal Amerika Selatan sehingga bisa menghalangi tentara AS terlibat dalam semua masalah itu," tambah Uribe.

Uribe mengatakan akibat konflik bersenjata di dalam negeri di negaranya, banyak generasi Kolombia tak menjalani satu hari pun kehidupan dalam perdamaian.

Pertemuan Puncak satu hari Unasur diselenggarakan di Llao Llao Hotel di Bariloche, provinsi Rio Negro, 1.627 kilometer di sebelah barat laut Buenos Aires. Di antara berbagai masalah yang dibahawa, para presiden wilayah itu membahas kesepakatan kerja sama militer Kolombia-AS. (*)